KUNINGAN-RADAR BOGOR,Masyarakat Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, menginginkan pemerintah mendorong lembaga-lembaga yang menerapkan sistem ekonomi syariah untuk pengaturan transaksinya. Salah seorang tokoh masyarakat, Aris Ramadan (45) mengatakan, keberadaan lembaga tersebut bisa memberi jaminan keabsahan transaksi bagi masyarakat muslim.
”Di Jawa Barat itu kebanyakan masyarakatnya muslim. Sistem ekonomi syariah akan lebih cocok digunakan dan diterapkan,” kata Aris kepada wartawan saat menghadiri sosialisasi calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Uu Ruzhanul Ulum, di Pasar Subang, Kabupaten Kuningan, Rabu (30/5).
Terkait hal tersebut, Kang Uu mengatakan jika dirinya siap kembali menggalakkan perekonomian syariah di Jawa Barat. Kang Uu menjadi salah satu tokoh awal di kawasan Priangan Timur yang mengenalkan panji-panji ekonomi syariah. Pada 1993, ia ikut terlibat dalam Dompet Dhuafa Republika, Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil, dan menjadi pengurus Forum Ekonomi Syariah Priangan Timur.
Dia juga terlibat aktif mendirikan lembaga keuangan mikro berbasis syariah (Baitul Maal wa Tamwil/BMT). BMT ini, pada masa jayanya, menjamur di pelbagai daerah dan disambut antusias oleh para pelaku ekonomi serta masyarakat lantaran korespondensinya dengan konsep syariah.
”Para pelaku ekonomi diuntungkan dengan BMT-BMT ini karena di Jawa Barat banyak penduduk muslim. Merkea tahu ada lembaga-lembaga keuangan yang haram, maka dulu BMT jumlahnya banyak dan sangat diminati,” kata Uu.
Seiring berjalannya waktu, Uu menuturkan, BMT-BMT yang menjadi penggerak perekonomian syariah lambat laun habis ditelan zaman. Salah satu faktor kemunduran popularitas BMT, selain disebabkan persaingan antarlembaga keuangan, juga dipicu minimnya sokongan pemerintah.
”Kalau kami terpilih, kami akan menggelorakan ekonomi syariah dengan menghidupkan lagi BMT dan lembaga ekonomi dan keuangan syariah lainnya. Kami akan mengembangkan ekonomi Jabar dan mendukung pelaku ekonomi, salah satunya adalah dengan mendorong ekonomi syariah,” katanya.
Secara garis besar, sebut Uu, terdapat tiga jenis sistem ekonomi yang berkembang di dunia, antara lain ekonomi sosialis, ekonomi liberal, dan ekonomi syariah. Ekonomi liberal alias pasar bebas yang saat ini tengah menghegemoni dianggap telah gagal menciptakan kesetimbangan dan kerap dilanda krisis struktural. Ekonomi syariah, dipandang bisa menjadi alternatif di tengah kebuntuan ekonomi liberal.
Uu menguraikan perbedaan ekonomi syariah dengan kedua jenis ekonomi lain, di antaranya terletak pada perihal akad yang harus dilakukan di muka, jenis usaha yang wajib halal, penanggungan bersama beban kerugian jika menggunakan sistem musyarakah, serta tak membolehkan bunga.
Lebih lanjut, Uu menyebut jika dalam ekonomi syariah uang memiliki peran sebagai alat tukar belaka, alih-alih sebagai komoditas yang sehingga ia tak bisa diperjualbelikan. Posisi uang sebagai alat tukar sejati itu sudah terepresentasi dalam penggunaan dirham dan dinar yang terbuat dari emas dan perak pada zaman Rasulullah.
“Harus dicatat Islam tidak akan membuat aturan kecuali untuk kemaslahatan, dan Rasul tidak akan melarang terhadap sesuatu kecuali kalau sesuatu itu dilaksanakan akan membuat kemudaratan. Maka sudah sebaiknya kita mencontoh apa yang diajarkan Islam tentang ekonomi syariah,” kata dia.(*)