25 radar bogor

Air Tersendat, Tagihan Padat

TAMPUNG AIR: Warga Bubulak mengambil air dari tempat penampungan air yang disediakan PDAM.
TAMPUNG AIR:Warga Bubulak mengambil air dari tempat penampungan air yang disediakan PDAM.

BOGOR–RADAR BOGOR,Distribusi air PDAM Tirta Pakuan ke pelanggan di Gang Walet, RT 03/04, Bubulak, Bogor Barat, kembali tersendat. Terhitung sudah dua hari hingga kemarin (1/6), air bersih dari PDAM tidak mengalir.

Kepada Radar Bogor, warga setempat, Woro Indrati (29) menuturkan, pemadaman air di wilayahnya sangat sering dan terjadi berulang kali.

“Baru ada lagi airnya setelah waktu itu sempat mati sampai seminggu. Sekarang kumat lagi, saya sampai pakai air dispenser untuk bersih-bersih,” ujarnya.

Meski wilayahnya memiliki penampungan air milik PDAM Tirta Pakuan, warga tetap saja mengeluh. Lantaran, selama ini warga membayar air yang mengalir langsung ke rumah, bukan untuk mengambil air di penampungan.

“Saya bayar tiap bulan buat air yang mengalir ke rumah langsung, bukan buat ambil air di penampungan. Bolak-balik begitu, jatuhnya rugi,” tegas Woro.

Menurut ibu satu anak itu, krisis air bersih di wilayahnya sudah menjadi langganan. Sebab, hampir setiap bulan selalu saja ada momentum air tak mengalir.

Masalahnya tak sampai di situ. Meski air tersendat, tagihan yang wajib dibayar sama seperti bulan sebelumnya. Hal ini tentu merugikan masyarakat.

“Bayar kewajiban, tapi hak kita gak dikasih. Uangnya aja diambilin, airnya gak dikasihin. Kalau gini nyengsarain rakyat namanya,” tegasnya.

Menanggapi protes warga, Humas PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Iman Safir menjelaskan, sering matinya air di wilayah Bubulak disebabkan tekanan air ke wilayah tersebut lemah. Itu lantaran kawasan tersebut merupakan dataran tinggi. Sehingga, PDAM Tirta Pakuan berencana menerapkan wacana untuk memasang pompa tambahan atau inline booster.

“Supaya tekanan air naik,” jelasnya.

Sayangnya, solusi tersebut baru sebatas rencana. Padahal, kebutuhan air tidak hanya di wilayah Bubulak.

Tapi di tempat lain juga merupakan kebutuhan mendesak.

“Tadinya mau ganti diameter pipa, tapi biaya investasinya tinggi dan berpotensi ganggu lingkungan. Pompa inline booster diajuin di perubahan anggaran. Juni ini. Mudah-mudahan secepatnya,” tutupnya.(ran/c)