25 radar bogor

Bogor KLB Tutut

 

LEMAH: Tim medis RSUD Kota Bogor memeriksa warga Kampung Sawah yang keracunan tutut, kemarin.

BOGOR-RADAR BOGOR,Tutut yang biasa disajikan saat berbuka puasa membawa petaka. Di Kampung Sawah, Kelurahan Tanahbaru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, puluhan warga harus dilarikan ke sejumlah rumah sakit usai menikmati makanan yang juga disebut keong sawah itu. Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Informasi yang dihimpun, korban tersebar di RT 01, RT 02, RT 05 RW 07. Awalnya mereka mengkonsumsi tutut yang dibeli dari Mang Juju, warga sekitar pada Jumat (25/5). Tutut seharga Rp2.000 yang diolah Yayah itu disantap warga saat berbuka puasa.

Namun, setelah mengkonsumi makanan berprotein hewani tersebut, warga mengalami pusing dan muntah–muntah. Tak hanya itu mereka juga buang air besar terus menerus dengan suhu badan tinggi.

Warga lalu berbondong-bondong menuju Puskesmas Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor untuk mendapat pengobatan.

Lantaran korban terus berdatangan, para korban dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Kota Bogor. Seperti RSUD Kota Bogor, RS Azra, RS PMI, RS Vania, dan RS Mulia.

Salah satu korban Irgi Aryadi (14) mengatakan, awalnya hanya pusing. Setelah itu badan panas dan muntah disertai buang air besar.

“Saya makan tutut pas beres magrib,” kata Irgi yang mendapat pengobatan di RSUD Kota Bogor, kemarin (26/5).

Irgi mengaku merasakan gejala tersebut saat makan sahur. “Waktunya tidak barengan, beda-beda. Ada juga yang pagi,” sambungnya kepada Radar Bogor.

Menurut Irgi, makan tutut ini sudah menjadi tradisi warga ditambah banyak yang berdagang di kampungnya dengan harga murah.

“Padahal saya makan tiga biji, keluarga saya juga kena semuanya empat orang,” jelasnya.

Pantauan Radar Bogor di RSUD Kota Bogor korban menempati sejumlah ruangan seperti Mawar dan Flamboyan. Para korban nampak terkulai lemas. Mereka masih merasakan pusing dan mual-mual.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeah mengatakan, pihaknya menetapkan keracunan tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Jumlah korban yang terdata 62 orang tersebar di antaranya di Puskesmas Bogor Utara, RSUD Kota Bogor, RS Mulia, RS Azra,” ujar Rubaeah saat meninjau korban di RSUD Kota Bogor, kemarin (26/5).

Dinas Kesehatan kata Rubaeah masih menyisir lokasi di RW 07 yang terkena dampak keracunan tutut. “Tim di lapangan sudah mengambil sample. Masih kami telusuri,” tuturnya.

Lebih lanjut Rubaeah menjelaskan tutut tidak boleh dikonsumsi lebih dari enam jam, sebab bisa mengandung racun. Dia pun berharap kasus tersebut tidak terulang.

Sementara itu data yang dihimpun Radar Bogor, hingga sore kemarin korban mencapai 85 orang. Mereka masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor.

“Karena sampai siang masih ada yang datang ke Puskesmas,” ujar anggota Pelayan Sosial Masyarakat (PSM) Kelurahan Tanah Baru, Ida Farida. Dari jumlah tersebut, 60 orang menjalani perawatan di Puskesmas Bogor Utara dan di beberapa rumah sakit di Kota Bogor. Sebagian korban sudah diperbolehkan pulang.

Di sisi lain kasus tersebut membuat polisi turun tangan. Kemarin (26/5), Polresta Bogor Kota memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangannya.

“Kami masih memeriksa tiga saksi J, S dan yang memasak Y, ketiganya masih satu keluarga dan sudah lama berjualan tutut,” ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Reskrim Polresta Bogor Kompol Didik Puwarnto.

Didik mengaku pihaknya masih menyelidiki bahan apa saja yang digunakan sehingga menyebabkan warga keracunan. “Akan diuji dulu di laboratorium,” imbuhnya.(nal/d)