Lebih dari seabad sejak didirikan, tim sepak bola Portugal hanyalah anak bawang di kancah sepak bola dunia. Pandangan dunia baru berubah ketika A Seleção das Quinas menjungkarbalikkan semua prediksi pada Piala Eropa 2016.
Berstatus tim nonunggulan, Portugal justru dengan gagah mampu melangkah hingga final dan menjadi raja Eropa setelah secara dramatis menundukkan tuan rumah Prancis. Energi positif sebagai juara Eropa itulah yang akan jadi tenaga besar Portugal saat berlaga ada putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Setelah mengukir sejarah besar di Benua Biru, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan punya ambisi besar untuk menularkan pencapaian hebat mereka pada panggung sepak bola paling prestisius di muka bumi, Piala Dunia.
Bukan sekadar bermodalkan motivasi, Portugal menunjukkan kelayakan mereka untuk diperhitungkan dengan grafik cukup impresif sepanjang fase kualifikasi. The Navigators lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 dengan status juara Grup B.
Setelah dikalahkan oleh Swiss pada pertandingan pertama kualifikasi, Portugal tidak terbendung meraih sembilan kemenangan beruntun untuk mengunci tiket lolos dengan status terbaik di grupnya.
Tetapi tentu saja, sebagai kompetisi tim-tim terbaik dari berbagai penjuru bumi, Piala Dunia 2018 akan selalu membentangkan kesulitan yang berbeda. Sejarah menunjukkan, panggung prestisius ini belum menjadi habitat bersahabat buat Portugal. A Seleção das Quinasl hanya enam kali berhasil lolos ke putaran final.
Prestasi terbaik Portugal pada ajang ini terjadi 52 tahun lalu ketika mereka mampu melangkah jauh untuk meraih peringkat ketiga Piala Dunia 1966. Terakhir pada Piala Dunia 2014, Portugal babak belur di fase grup dan tidak lolos ke fase gugur setelah sempat dihajar Jerman 0-4 serta tak mampu menang atas Amerika Serikat.(rur/pr)