25 radar bogor

Pencemaran Terus Berulang

TERCEMAR BERAT: Seorang warga melihat busa berwarna putih yang menutupi Kali Bekasi.

CIBUBUR–RADAR BOGOR,Kali Bekasi kembali menimbulkan busa tebal berwarna putih. Busa yang diduga berasal dari limbah detergen itu kembali mencemari Kali Bekasi di Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, kemarin (24/5). Berarti sebulan ini, dua kali busa mencemari kali yang melintasi Cibubur dan Bekasi tersebut.

Sejumlah saksi yang melintas di Bendungan Kali Bekasi menyatakan permukaan Kali Bekasi mulai tertutup busa sekitar pukul 07.30 WIB. Limbah busa itu berasal dari daerah selatan atau hulu di Kabupaten Bogor. ”Limbah busa sering terjadi, sama seperti minggu lalu,” terang Indrawan warga Pangkalan Bambu.

Bedanya, dengan pencemaran busa pekan lalu, kata pria yang akrab disapa Wawan ini, saat ini belum ada ikan yang mati. Tapi aroma bau tak sedap yang keluar dari Kali Bekasi memiliki kemiripan pada pencemaran yang terjadi sepekan sebelumnya.

Seperti diketahui, pada 17 Mei 2018 lalu, permukaan air Kali Bekasi sempat tercemar. Busa dan aroma bau tak sedap menyelimuti.

Kasi Kerusakan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi Suhendra mengatakan, sudah melakukan pengecekan pencemaran busa tersebut. Dia juga mengatakan, mengambil contoh air untuk diuji di labotarium di Bandung, Jawa Barat.

”Hasil cairan busa minggu lalu saja belum keluar, kami masih menunggu,” jelasnya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Kawal Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Kawali) Puput TD Putra mengatakan, fenomena munculnya busa di Kali Bekasi ada kemungkinan akibat limbah domestik dan industri.

Yakni, kandungan detergen yang mengendap di dasar kali, kemudian teraduk saat sungai berarus deras akibat hujan yang berdampak busa di permukaan kali.

”Itu hanya analisa. Perlu ada kajian yang lebih dalam. Termasuk menunggu hasil laboratorium pendukung yang bisa memastikan pencemaran itu benar didominasi oleh limbah detergen atau limbah jenis lain,” terangnya.

Biasanya, kata Puput, limbah domestik sebagian besar mengandung detergen dari pencucian perabot dapur, kendaraan, atau air sabun dari kamar mandi. Dia juga mengaku, kondisi seperti ini hampir terjadi di semua sungai di Tanah Air, tetapi tingkat pencemaran paling tinggi terjadi di hilir sungai. Makanya sering terjadi ledakan alga atau planton.

Puput juga mengatakan limbah detergen ini mengandung fosfat yang kemudian menjadi gizi untuk dikonsumsi tumbuhan alga dan ganggang. Dampaknya, oksigen yang ada di dalam air akan berkurang. Dampaknya ikan-ikan yang ada di sungai tersebut akan mati karena harus berebut oksigen dengan alga.(dny)