25 radar bogor

Sikapi Ruang Kelas Roboh

AMBRUK: Sejumlah pekerja dan guru SDN Kota Batu mengangkat genteng kelas yang ambruk, kemarin. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena pihak sekolah sudah mengosongkan kelas tersebut.
CIOMAS–RADAR BOGOR,Ruang kelas ambruk rupanya tidak hanya terjadi di SDN Kota Batu, Kecamatan Ciomas. Dalam beberapa bu­lan terakhir, hal serupa juga terjadi di sejumlah sekolah di Bumi Tegar Beriman. Hal ini pun mendapat reaksi keras dari Komisi Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia.
Menurut mereka, hal ini me­nunjukkan rendahnya per­hatian Pemerintah Kabupa­­ten Bogor terhadap dunia pen­didikan. Baik di tingkat ekseku­tif maupun legislatif.
”Sebe­lumnya kita tahu bah­wa te­­lah terjadi setidaknya li­ma seko­lah me­ngalami ke­jadian yang sama,” kata Koor­dinator Ad­vokasi Kopel, Anwar Razak kepada Ra­dar Bogor, kemarin (24/5).
Dalam catatan Kopel, setiap tahun -dalam tiga tahun ter­akhir- banyak ruang sekolah yang roboh. ”Untung saja anak-anak tidak jadi korban,” lanjutnya.
Namun, menurut dia, pada implikasinya tetap saja me­rugikan murid-murid kare­na mereka harus belajar di tempat-tempat darurat. Sayangnya, Pemkab Bogor, termasuk anggota DPRD-nya, tidak sama sekali belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya.
”Seharusnya robohnya SDN Ciluar 02, SDN Cipinang 01, SDN Mutiara, dan SDN Suka­luyu 03 jadi bukti nyata. Mes­tinya kan ada tindakan yang cepat untuk mengecek dan mengiden­tifikasi sekolah-sekolah lain yang berisiko roboh,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, bila per­lu harus ada anggaran mitiga­si untuk pencegahan ruang ke­las roboh. Dengan kondisi ini, Kopel melihat bahwa se­ka­r­ang ini sudah saatnya Ke­mente­­rian Pen­didikan, Ombudsman, dan Komisi Perlindungan Anak Republik Indonesia mem­berikan tegu­ran keras kepa­da Pemkab Bo­gor atas kela­laian­nya ini.
”Kami sangat berharap inter­vensi pemerintah pusat dan lembaga koalisi pemerintah menyeriusi persoalan ini. Kami sangat kasihan dengan kese­lamatan jiwa anak-anak yang terancam dan kenyamanan­nya belajar terusik hanya karena pemerintahnya tidak peduli,” bebernya lagi.
Terlebih, kata dia, Bogor ini adalah daerah yang kaya de­ngan Rp6,7 triliun total APBD-nya. Bah­kan paling kaya di an­tara daerah lain di Indonesia. “Na­mun pe­layanan pendi­di­kannya masih buruk, bahkan mem­berikan ancaman  kepada anak-anak dan masyarakat di se­vkitarnya,” ketusnya.(dka/c)