25 radar bogor

Keunggulan Ponpes As-Salam Riyadhul Jannah, 24 Jam Santri Dikondisikan Menghafal Quran

BANGGA: Pimpinan Pesantren Riyadhul Jannah memberikan Syahadah Tahfizh Alquran kepada 36 santri (20/5).

Sore itu, di balik sebuah aula berukuran 7 meter, para santri tampak berbaris dengan rapi. Pakaian yang dikenakan pun sangat anggun, bersahaja, serasi, dan sangat rapi. Di hadapannya, terlihat puluhan audiens yang tak lain adalah orang tua santri, tengah sibuk mengabadikan peristiwa
langka itu.

Itulah momen saat 36 santriwan dan santriwati Pondok Pesantren As-Salam Riyadhul Jannah ditahbiskan hafalan Alqurannya dengan prosesi seremoni wisuda yang langsung dipimpin Khadim Mahad, KH Muhammad Supriadi dan istri, Minggu (20/5).

“Bapak-bapak Ibu-Ibu, As-Salam Riyadhul Jannah ini pondok biasa. Tapi siapa yang menyangka, di balik sesuatu yang biasa ini ada anak-anak kita, yang siap jadi calon penghuni surga. Bahkan, merekalah yang akan mengantarkan kita menuju surga Allah.

Itu berkah mereka dididik menjadi penghafal Alquran di pondok ini,” ujar Muhammad Supriadi, pendiri Ponpes As-Salam Riyadhul Jannah, ketika menyampaikan sambutan saat wisuda 36 huffazh.

Supriadi juga mengatakan, Pesantren As-Salam Riyadhul Jannah sangat fokus mencetak para penghafal Quran sejak dini. Selama dua puluh empat jam, suasana pesantren dikon­disikan untuk menghafal Alquran.

Terlepas dari itu, pendidikan formal dari mulai tingkatan SD sampai SMK juga disiapkan. “Mereka bisa menghafal Quran, sementara pendidikan formal di sekolahnya pun kami perhatikan,” sambungnya.

H Ahmad Jaelani Aziz (47), pengasuh harian Pesantren As-Salam Riyadhul Jannah, mengutarakan, ada 36 santri yang tahun ini diwisuda pesantren.

“Dari yang hafal lima juz sebanyak lima santri, sepuluh juz lima santri, dan juz 30 sebanyak 26 santri. Kebanyakan mereka masih usia SD. Kami targetkan usai lulus dari sini, mereka hafal 30 juz,” ujar Jaelani kepada Radar Bogor di sela-sela acara wisuda.

Selain konsen mencetak para penghafal Quran atau huffazh, As-Salam juga tidak melu­pakan pelajaran-pelajaran kepesan­trenan lainnya. Seperti tafsir, hadis, nahwu, shorof, bahkan bahasa Arab dan Inggris.

Jaelani berharap, di tengah derasnya arus globalisasi milenial yang berpotensi mengancam generasi-generasi muda, muncul generas-generasi Rabbani yang mampu menghafalkan dan mengamalkan Alquran.

“Ini yang kita perjuangkan dan akan terus kita perjuangkan di As-Salam Riya­d­hul Jannah,” pungkasnya. (cr3/c)