25 radar bogor

Korban Kebakaran Menderita di Pengungsian

ANTRE: Warga korban kebakaran Cipinang Muara mengantre untuk mendapat handuk dan keperluan mandi.

CIBUBUR–RADAR BOGOR,Warga korban kebakaran di RT 09/03, Kelurahan Cipinang Muara, Jakarta Timur, kini harus menempati tenda pengungsian milik Dinas Sosial. Dari pantauan di lokasi, warga menempati dua tenda di Jalan Inspeksi Kanal Banjir Timur (KBT). Sore hari, mereka harus mengantre untuk menda­patkan handuk dan keperluan mandi seperti sikat gigi, sabun, dan lainnya.

Tak hanya itu, beberapa keperluan juga diberikan seperti pakaian bekas layak pakai dan keperluan bayi seperti minyak kayu putih. Dari data yang diperoleh di posko pengungsian, jumlah korban sebanyak 60 kepala keluarga (KK) dengan 174 jiwa. Dengan rincian dewasa perempuan 42 jiwa, laki-laki 89 jiwa, balita perempuan 7 jiwa, dan balita laki-laki 8 jiwa.

Kerugian material dalam kebakaran yang terjadi di Jalan Basuki Rahmat tersebut di antaranya 9 rumah milik warga dan 35 rumah kontrakan. Hi­ngga kemarin (23/5) sore bantuan terus berdatangan ke posko pengungsian dari ormas hingga partai politik (parpol).

”Kalau bantuan cukup, baik itu makanan, pakaian bekas sam­pai keperluan pribadi. Tapi kami tetap menderita karena mem­bayangkan tidak memiliki tempat tinggal lagi,” ujar Rohati (43), salah seorang warga kor­ban kebakaran ketika ditemui di tenda pengungsian di Jalan Ins­peksi KBT Cipinang Muara, Jakarta Timur, kemarin (23/5).

Semalam di tenda pengung­sian, Rohati mengaku tidak nya­man. Hal ini karena tidak ter­biasa.

”Panas, semalam eng­gak bisa tidur. Penginnya sih cepet-cepet bangun kem­bali tempat tinggal kami. Enggak betah di tenda pengungsian,” ung­kap Rohati.

Ia berharap, pemerintah memberikan bantuan untuk pembangunan kembali ru­mahnya. Pasalnya saat peristiwa keba­karan tidak ada harta benda yang bisa disela­matkan.

”Habis semua. Enggak ada yang sisa. Api cepat banget datang. Pas bangun tidur jam 12.00 WIB, api sudah di atas rumah,” beber perempuan yang tinggal di tenda pe­ngungsian bersama kedua anaknya tersebut.

Hal yang sama diungkapkan Wasilah (37). Warga dari RT 09/03 tersebut mengaku tidak betah tinggal di tenda pengungsian. Ia mengaku, ingin cepat-cepat mendapatkan rumah kontrakan.

”Kalau bantuan sih cukup. Tapi enggak betah, apalagi kandungan sudah waktunya persalinan,” ujarnya.

Wasilah mengaku, menda­patkan layanan kesehatan sejak tinggal di tenda pengungsian. Menurut Wasilah, saat keba­karan tidak sempat menyela­matkan harta benda miliknya.

”Cuma motor yang bisa disela­matkan suami, semua ludes terbakar. Saat kebakaran saya sempat dievakuasi warga karena pingsan,” katanya.

Menanggapi hal itu, Lurah Cipinang Muara Angga Sastra mengatakan, akan menampung dan menyalurkan semua ban­tuan sosial untuk korban keba­karan. Menurut dia, warga korban kebakaran akan me­nempati tenda pengungsian hing­ga tiga hari ke depan.

”Ke­mungkinan bisa kami per­panjang sampai 7 hari ke depan. Maka kami mengimbau ke­pada warga untuk segera mencari rumah kontrakan atau tinggal ber­sama saudaranya,” katanya.

Ia menuturkan, hingga saat ini bantuan yang belum terpenuhi berupa pakaian dalam untuk perempuan dan laki-laki. Sementara untuk kebutuhan lainnya sudah cukup ter-cover.

Seperti diketahui, kebakaran kembali terjadi di Jalan Basura RT 09/03 Kelurahan Cipi­nang Muara terjadi pada Senin (21/5) lalu pukul 11.00 WIB. Pulu­han kepala keluarga terpak­sa harus mengungsi atas keja­dian tersebut.(cr2/nas)