25 radar bogor

Ibadah Sekaligus Sapa Warga

MAKIN SEMANGAT: Nurohman tiba di kantor desa lebih pagi.

NURAHMAN sangat meman­faatkan betul momen Ramadan ini. Selain meningkatkan ibadah­­nya, berinteraksi dengan mas­yarakat juga dilakukan dalam waktu yang cukup pan­jang.

Ya, selama Ramadan, Nurah­man menyapa warga Desa Pamagersari melalui program tarawih keliling (tarling).

“Tarawih itu kan dianjurkan agar dilakukan secara berja­maah. Pesan salat berjamaah itu ibadah sosial. Dalam agama, ibadah-ibadah sosial lebih diutamakan daripada ibadah individual. Artinya, dalam ber­sosial, kenapa tidak meman­faatkan momen ini untuk menyapa dan bersilatu­rahmi,” ujar­nya kepada Radar Bogor.

Melalui program tarling ini, selain menjalankan ibadah sunah, juga dijadikan momen untuk mendengar masukan dari masyarakat. “Masyarakat sangat senang kalau pemim­pinnya hadir di tengah-tengah mereka dalam segala hal.

Makanya, saya selalu berusaha untuk bersama warga saya, tak terkecuali saat bencana seperti kemarin di Kampung Bojong,” sambungnya.

Meski demikian, kata dia, tidak semua aspirasi bisa ter­akomodasi langsung. “Paling tidak ada silaturahmi untuk membangun Desa Pamagersari melalui semangat salat ber­jamaah. Dan semangat itu dibangun atas dasar swadaya dan gotong royong,” pung­kas­nya.(cr3/c)

Batasi Fast Food

Selama Ramadan ini, Nurohman membatasi konsumsi makanan cepat saji atau fast food.

“Bukan anti dengan fast food atau junk food. Tapi faktanya memang banyak bahan kimianya. Ujung-ujungnya bikin sakit. Apa­­lagi, makanan-makanan seperti itu menjan­jikan kelezatan rasa, sementara kita tidak tahu kuali­tasnya,” ungkap Nurohman.

Ia pun lebih senang meng­onsumsi masakan yang dibuat istrinya untuk sahur maupun berbuka. “Istri masak apa pun pasti saya makan,” katanya. Hanya saja, ia selalu meminta disediakan sayuran.

Menurutnya, mengonsumsi banyak sayur bisa menambah energi dan memberikan sta­mina lebih. “Badan jadi tidak kering. Banyak ­konsumsi sayur bikin kita sehat, kan. Makan-ma­kanan berat baru dikonsumsi habis salat. Jangan sampai kekenyangan saat hendak salat Magrib,” ungkapnya.

Ia menyebut bahwa makanan tradisonal tak kalah lezatnya dengan makanan ‘zaman now’ dan mewah. “Sekadar risol, buras, sambal, itu sudah cukup istimewa buat saya untuk berbuka puasa. Dan sayur saat sahur,” pungkasnya.(cr3/c)