25 radar bogor

Sediakan Beasiswa bagi Warga Miskin

HANGAT : Pasangan calon wali kota Bogor dan wakil wali kota Bogor, Bima Arya-Dedie A Rachim saat berbincang-bincang dengan mahasiswa berpretasi IPB, Rahmat Budiarto, Minggu (20/5).
BOGOR–RADAR BOGOR,Keterbatasan eko­nomi tak membuat Rahmat Bu­diarto patah arang mengejar impiannya. Menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor (IPB), putra dari ayah yang bekerja hanya sebagai loper koran ini berhasil menamatkan studinya pada program Magister Agro­nomi dan Hortikultura.
Hal itu diketahui saat Badra On The Road bertajuk Yang Muda Yang Berprestasi me­ngun­dang Rahmat Budiarto untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat melalui kampanye milenial pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor nomor urut 3, Bima Arya-Dedie A Rachim, Minggu (20/5).
”Rahmat Budiarto lulusan terbaik IPB, kami ingin me­nyu­guhkan kampanye yang fun dan menginspirasi banyak orang. Sebab, meski dengan segala keterbatasan ekonomi, dia bisa lulus dengan nilai sempurna,” ujar Bima Arya.
Sepanjang perjalanan, Diar -sapaan akrabnya- menceri­takan kisahnya. Untuk dapat ber­kuliah S2 di IPB ia me­ngandalkan beasiswa Pendi­dikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
Diar mengaku, ketertarikannya terhadap ilmu hortikultura karena dirinya melihat produk pertanian Indonesia seharusnya bisa unggul dari negara lain.
Sebab sumber daya alamnya pun sangat baik. Selepas me­nyelesaikan studi doktoralnya, ia ingin berkontribusi bagi pertanian di Indonesia dengan konsep milenial.
”Saya juga ingin berkontribusi untuk Kota Bogor karena saya tertarik dengan kepemimpinan Bima Arya. Beliau sosok muda dan berprestasi. Saya ingin berbagi mengenai konsep pertanian milenial. Terlebih saat ini dia menggandeng wakilnya dari KPK yang menurut saya ini bagus. Saya senang berdiskusi dengan mereka,” ungkap Diar.
Dalam kesempatan itu juga Bima menyatakan dukungannya terhadap dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan alokasi anggaran belanja langsung bidang pendidikan selama periode kepemim­pinan­nya yang terus meningkat.
Pada 2015 Bima Arya me­nganggarkan Rp115.683.786.822 untuk pendidikan. Sementara 2018 meningkat menjadi Rp190.228.747.546. ”Ada juga ban­tuan untuk siswa miskin (BSM) yang dianggarkan Rp7,8 miliar,” ungkap Bima.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada warga yang putus sekolah sehingga menyebabkan banyak pengangguran. Hal itu disebabkan tidak memiliki ijazah akibat putus sekolah yang diawali karena keter­batasan biaya.
”Jadi, program andalan saya dan Kang Dedie itu beasiswa bagi warga tidak mampu,” tukasnya.(gal)