BOGOR–RADAR BOGOR,Keterbatasan ekonomi tak membuat Rahmat Budiarto patah arang mengejar impiannya. Menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor (IPB), putra dari ayah yang bekerja hanya sebagai loper koran ini berhasil menamatkan studinya pada program Magister Agronomi dan Hortikultura.
Hal itu diketahui saat Badra On The Road bertajuk Yang Muda Yang Berprestasi mengundang Rahmat Budiarto untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat melalui kampanye milenial pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor nomor urut 3, Bima Arya-Dedie A Rachim, Minggu (20/5).
”Rahmat Budiarto lulusan terbaik IPB, kami ingin menyuguhkan kampanye yang fun dan menginspirasi banyak orang. Sebab, meski dengan segala keterbatasan ekonomi, dia bisa lulus dengan nilai sempurna,” ujar Bima Arya.
Sepanjang perjalanan, Diar -sapaan akrabnya- menceritakan kisahnya. Untuk dapat berkuliah S2 di IPB ia mengandalkan beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
Diar mengaku, ketertarikannya terhadap ilmu hortikultura karena dirinya melihat produk pertanian Indonesia seharusnya bisa unggul dari negara lain.
Sebab sumber daya alamnya pun sangat baik. Selepas menyelesaikan studi doktoralnya, ia ingin berkontribusi bagi pertanian di Indonesia dengan konsep milenial.
”Saya juga ingin berkontribusi untuk Kota Bogor karena saya tertarik dengan kepemimpinan Bima Arya. Beliau sosok muda dan berprestasi. Saya ingin berbagi mengenai konsep pertanian milenial. Terlebih saat ini dia menggandeng wakilnya dari KPK yang menurut saya ini bagus. Saya senang berdiskusi dengan mereka,” ungkap Diar.
Dalam kesempatan itu juga Bima menyatakan dukungannya terhadap dunia pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan alokasi anggaran belanja langsung bidang pendidikan selama periode kepemimpinannya yang terus meningkat.
Pada 2015 Bima Arya menganggarkan Rp115.683.786.822 untuk pendidikan. Sementara 2018 meningkat menjadi Rp190.228.747.546. ”Ada juga bantuan untuk siswa miskin (BSM) yang dianggarkan Rp7,8 miliar,” ungkap Bima.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada warga yang putus sekolah sehingga menyebabkan banyak pengangguran. Hal itu disebabkan tidak memiliki ijazah akibat putus sekolah yang diawali karena keterbatasan biaya.
”Jadi, program andalan saya dan Kang Dedie itu beasiswa bagi warga tidak mampu,” tukasnya.(gal)