25 radar bogor

Gepeng Serbu Pemukiman

BUTUH KEPEDULIAN: Pengemis yang berada di jembatan penyebrangan Terminal Baranangsiang (dok.Radar Bogor)

CIBUBUR–RADAR BOGOR,Setiap Ramadan, sejumlah tempat seperti masjid, musala, pusat perbelanjaan dan pemukiman warga kerap diserbu para penyandang masa­lah kesejahteraan sosial (PMKS). Para gelandangan dan pengemis (gepeng) itu menjadi peminta-minta, berharap belas kasihan warga dengan kucuran rupiah.

Begitu juga untuk tahun ini. Meski tak sebanyak tahun lalu, tapi keberadaan gepeng sempat dikeluhkan sejumlah warga.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi Junaedi menga­ta­kan, maraknya gepeng yang berkeliaran setiap Ramadan didominasi warga pendatang yang mengais rezeki di
kota tersebut.

”Memang ada gepeng dari Kota Bekasi, tapi keba­nya­kan pendatang dari sejum­lah kota atau kabupaten di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka datang ke Kota Bekasi mengais rezeki berharap sedekah warga selama Ramadan,” ujarnya.

Juaedi mengatakan, gepeng tersebut banyak beroperasi di jalan lingkungan warga.

Mereka enggan beraktivitas di jalan raya protokol karena pasti kena razia. Namun, bu­kan berarti gepeng yang ada di pemukiman tidak dirazia, tapi keterbatasan personellah yang membuat razia digelar tidak rutin.

Saat ditanya berapa jumlah PMKS di Kota Bekasi? Junaedi me­nuturkan, setiap tahun jumlahnya meningkat.

Seperti 2017, jumlah PMKS naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya atau naik 10 persen lebih. Hingga akhir 2017, total PMS mencapai 70.033 orang. Padahal, tahun sebelumnya 30.428 orang.

”Kenaikan ini dipicu karena korban banjir masuk klasifikasi PMKS oleh pemerintah pusat,” terangnya.

Dia menjelaskan, setengah jumlah kenaikan PMKS tahun 2017 adalah korban banjir yang terjadi pada tahun yang sama.

”Ada 25 indikator yang menye­babkan tingginya angka PMKS. Hanya, untuk faktor yang paling do­minan, adalah soal kemiski­nan atau penghasilan rendah,” ucapnya.(dny)