Makan sahur mempunyai kemuliaan dan terdapat berkah dari makan sahur saat berpuasa di bulan Ramadan. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah Saw bersabda: ”Makan sahur adalah makan penuh berkah.
Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad).
Kemudian, dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah Saw bersabda: ”Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari).
Hadis di atas memberikan beberapa hikmah. Pertama, hadirnya malaikat bersama dengan keluarga yang makan sahur. Hal ini tidak berlaku bagi mereka yang tidak makan sahur meskipun makan sahur itu tidak wajib.
Kedua, melatih kedisiplinan keluarga dalam beribadah. Anggota keluarga akan terbiasa untuk bangun malam. Sedangkan bangun sepertiga malam saat akhir malam sebelum Subuh maka tergolong manusia yang beriman.
Ketiga, menjadi keluarga yang diberkahi. Bangun malam untuk sahur dan berdoa serta salat Tahajud akan mendapatkan berkah kehidupan. Berkahnya dunia dan akhirat. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda:
“Pada setiap malam, Allah turun ke langit dunia. Setelah lewat sepertiga malam, Dia berfirman, ‘Akulah raja, siapa yang mau berdoa kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Siapa yang mau memohon kepada-Ku, Aku akan memberinya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampuninya.’ Demikianlah hal itu terus berlangsung sampai fajar menyingsing.” (HR Imam Muslim).
Dari hadis ini, keluarga yang rajin beribadah pada akhir malam selain saat bulan Ramadan maka mendapatkan solusi kehidupan. Allah telah berjanji mengabulkan seluruh permintaan dari keluarga yang berdoa kepada Allah.
Keempat, menjalin komunikasi keluarga. Zaman modern saat ini sungguh sulit menyatukan kebersamaan dalam keluarga. Pagi-pagi orang tua sudah sibuk bekerja dan mencari nafkah demi anggota keluarganya. Ibadah Ramadan menyatukan mereka sebab harus bangun bersama dan duduk bersama di meja makan untuk makan sahur.
Secara langsung terjadi komunikasi antaranggota keluarga, ibu dan kepala keluarga. Jika berlanjut maka akan menghasilkan ketahanan keluarga. Komunikasi ini akan membentuk keluarga yang bahagia.
Anak-anak akan terkontrol mulai dari perilaku ibadahnya seperti salat malam (Tahajud). Sedangkan anak yang terbiasa salat Tahajud akan membentuk pribadi yang sangat bagus.
Kelima, meningkat nilai perjuangan dalam beribadah. Bangun malam termasuk perjuangan. Berpuasa di bulan Ramadan mengharuskan untuk meninggalkan tidur. Sedangkan meninggalkan tidur untuk salat Tahajud termasuk ibadah yang paling tinggi. Akhirnya seseorang dapat nilai dari salat malam dan pahala dari berpuasa.(*)