25 radar bogor

Sehari, Dua Kali Gunung Merapi Semburkan Abu Letusan Freatik. Pertanda Apa?

Ilustrasi Gunung Merapi erupsi

YOGYAKARTA-RADAR BOGOR, Gunung Merapi sudah dua kali mengalami letusan freatik, Senin (21/5/2018). Letusan pertama pukul 1.25 WIB dengan ketinggian kolom abu 700 meter. Kemudian letusan susulan terjadi pukul 9.38 WIB dengan ketinggian 1.200 meter.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta mengimbau agar masyarakat menggunakan masker dan kacamata ketika beraktivitas di luar.

“Terjadi (letusan) susulan, durasinya selama enam menit. Ini sudah yang kesembilan sejak 2010. Terjadi dua kali dalam sehari. Ini sangat jarang. Abu vulkaniknya yang bahaya. Jadi pakai masker kalau mau aktivitas,” kata Kepala BPPTKG Jogjakarta Hanik Humaida ditemui di kantornya, Senin (21/5/2018).

Hujan abu vulkanik terjadi di Kabupaten Sleman dan sekitarnya. Karena arah angin mengarah ke Selatan. Berbeda freatik pukul 1.25 WIB dengan ketinggian kolom 700 meter, abu mengarah ke Barat serta Barat Daya. “Kemungkinan Sleman yang hujan abu,” ucap Hanik.

BPPTKG juga akan berkoordinasi dengan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Tujuannya untuk penanganan masalah aturan pendakian Merapi. Batas pendakian yang ditetapkan saat ini adalah sampai Pasar Bubrah.

Namun kenyataannya, petugas selalu kesulitan untuk mengontrol mereka agar tak sampai ke puncak. Sedangkan kondisi Merapi akhir-akhir ini, letusan freatik sering mengancam. “Kami tidak bisa mengontrol pendaki,” katanya.

Jarak lurus dengan puncak untuk Pasar Bubrah sekitar 1,5 kilometer. BBTKG meminta agar radius 2 kilometer dari puncak agar bebas dari aktivitas. “Lebih baik mungkin pasar Bubrah dibebaskan untuk pendaki,” imbau Hanik.

Sebab ancaman dari letusan freatik tidak hanya abu vulkanik dan lontaran batu. Panasnya mencapai 200 derajat Celcius untuk freatik, dan sekitar 700 derajat Celcius pada letusan magmatik. (ysp)