25 radar bogor

Padukan Sains dan Seni

SENI BOTANI: Pengunjung sedang melihat lukisan botani yang menampilkan ragam flora Indonesia di gedung Samida Kebun Raya Bogor, kemarin (18/5).

BOGOR–RADAR BOGOR,Keindahan bunga tak abadi. Bisa layu, busuk, dan mengering. Namun di tangan 35 seniman, keindahan flora Indonesia bisa diawetkan. Goresan warna cat yang diaplikasikan di atas kertas membentuk karya botanical arts. Karya-karya ini bisa Anda dilihat dalam pameran seni botani pertama Indonesia di gedung Samida Kebun Raya Bogor, kemarin (18/5).

Pameran bertajuk Linking People with Plants Through Botanical Arts tersebut, diselenggarakan atas kerja sama Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA).

Pameran ini menyajikan 62 lukisan asli dari 35 seniman Indonesia dan mancanegara dengan subjek flora asli Indonesia. Selain Indonesia, 24 negara dari enam benua juga sepakat menyelenggarakan pameran seni botani secara serentak untuk merayakan Hari Seni Botani Sedunia yang jatuh pada 18 Mei.

“Diharapkan melalui pameran ini, masyarakat dapat menyaksikan karya seni yang memberikan pengetahuan, menggugah kesadaran dan membangkitkan apresiasi atas seni botani maupun keanekaragaman hayati Indonesia,” ujar Ketua IDSBA, Andiriana Wisnu.

Menurut dia, sebagai negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia butuh banyak seniman dan ilustrator botani untuk mengabadikan kekayaan floranya. Karena itu, selain pameran, kegiatan juga diisi dengan diskusi dan beberapa workshop tematik untuk mengenalkan seni botani kepada masyarakat.

Dia mengatakan, seni dan sains sering kali dianggap sebagai sua kutub yang terpisah. “Seni botani membuktikan sebaliknya. Seni botani merupakan perpaduan tak terpisahkan antara sains atau kajian botani dengan seni. Sehingga lukisan yang dipamerkan dalam kegiatan diseleksi dengan cara unik,” beber Riana.

Yaitu, dengan kolaborasi antara kurator seni, ahli botani atau botaniwan dan seniman botani senior. Dengan melibatkan dewan juri terdiri dari Suwarno Wisetrotomo sebagai kurator galeri nasional Indonesia, Destario Metusala sebagai peneliti LIPI dan seniman botani, Jenny A Kartawinata.(ran/c)