Parma Calcio 1913 memastikan diri kembali berkiprah di kasta teratas Liga Italia, Serie A, pada musim depan. Kemenangan 2-0 atas Spezia di Stadio Alberto Picco, Sabtu (19/5) dini hari WIB, membawa anak asuh Roberto D’Aversa bertengger di peringkat kedua klasemen akhir Serie B.
Pada pekan pamungkas, Parma memang tak cuma menggantungkan nasib kepada hasil melawan Spezia. Keberhasilan mereka kembali ke Serie A tidak terlepas hasil imbang yang diraih Frosinone melawan Foggia dengan skor 2-2.
Dengan dua hasil tersebut, Parma berhak berada di peringkat kedua di bawah Empoli dengan koleksi 72 poin. Torehan Parma memang sama dengan milik Frosinone. Akan tetapi, Alessandro Lucarelli berhasil unggul selisih gol.
Sesuai regulasi, dua tim teratas akan otomatis melenggang ke Serie A di musim berikutnya. Parma akan menemani Empoli yang sudah lebih dulu memastikan promosi dengan keunggulan 13 poin dari para pesaingnya.
Dengan demikian, mantan klub Gianluigi Buffon tersebut hanya butuh dua musim untuk kembali bangkit sejak dipaksa turun hingga ke kasta keempat akibat likuidasi.
Pada 2015 silam, Parma dinyatakan bangkrut dan harus memulai segalanya dari nol. Mereka terpaksa terdegradasi ke Serie D. Struktur organisasi di tubuh Parma pun mengalami bongkar pasang. Termasuk mengganti nama menjadi Parma Calcio 1913.
Pada musim berikutnya, mereka langsung berkiprah di Lega Pro – Girone B yang menjadi jalan mulus ke Serie B. Back to back promosi dilakoni Parma pada setiap musimnya.
Kini, Serie A akan menyambut kembali salah satu anggota Il Sette Magnifico alias Magnificent Seven yang populer pada era 1990-an. Kala itu, Parma, bersama Juventus, AC Milan, Inter Milan, Lazio, AS Roma, dan Fiorentina, menjadi kekuatan terbaik di kasta teratas sepak bola Italia.
Musim depan, Parma dan Empoli akan menggantikan dua tim Serie A yang sudah memastikan terdegradasi, Benevento dan Hellas Verona. Satu slot promosi lainnya akan diperebutkan oleh Frosinone, Palermo, Venezia, dan Bari, lewat play-off.(ira/JPC)
