25 radar bogor

Waspada! Ada Pesan Khsusus dari Pelibatan Anak dan Perempuan dalam Aksi Teror

Suasana sesaat setelah ledakan di salah satu gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Suasana sesaat setelah ledakan di salah satu gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).

SURABAYA-RADAR BOGOR, Serangan teror yang terjadi di tiga gereja di Surabaya disinyalir merupakan bagian jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dugaan itu dilontarkan aparat kepolisian lantaran pola serangan yang dipakai mirip dengan ISIS. Bahkan, dalam serangannya membawa pesan yang ingin disampaikan kepada jaringannya.

Pelibatan istri dan anak dilakukan oleh pelaku teror Dita Oeprianto saat mengebom tiga gereja pada Minggu (13/5) dan pelaku serangan teror di Mapolrestabes Surabaya yang dilakukan oleh Tri Ernawati pada Senin (14/5).

Melihat peristiwa teror yang belakangan marak di Indonesia, mantan terpidana teroris bom Bali, Sofyan Tsauri menilai terdapat pesan moral yang ingin disampaikan oleh para pelaku aksi teror. Sebab, dalam aksinya, mereka melibatkan perempuan dan anak-anak.

“Mana wahai para ksatria laki-laki, kami sudah menyumbangkan wanita dan anak-anak kami. Di mana kalian yang mengaku Jamaah Ansharut Daulah (JAD)?” kata Sofyan menirukan opini pelaku teror saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (16/5).

“Malukah kalian kepada anak-anak? Malukah kalian kepada wanita-wanita? Mereka sudah berbuat. Antum mana berbuat?” lanjut Sofyan.

Sofyan menuturkan, opini serangan tersebut dikeluarkan untuk mengajak para pelaku teror lainnya. Terutama mengajak kaum laki-laki dalam jaringannya untuk berbuat teror.

“Ini berkelanjutan sampai kapan pun, ini akan semakin ramai,” tutur Sofyan.

Mantan pengikut JAD ini menuturkan, aksi teror yang belakangan terjadi di Surabaya dan baru saja terjadi di Riau merupakan aksi yang dilakukan dari sel-sel tidur yang kemudian bangkit. Oleh karena itu, Sofyan berharap aparat kepolisian dapat segera mengeksekusi sebelum sel tidur lainnya marak melakukan aksi.

“Mereka ini sel-sel tidur yang siap bermain semua, sehingga sel-sel yang mau berencana, nunggu, kapan harus diaborsi ini,” urai Sofyan.

Bahkan ia menduga sampai sepekan wilayah Indonesia akan marak aksi teror. “Iya, sampai puasa. Sampai mereka mati semua. Apa yang dikatakan Pak Tito benar, mereka ribuan jaringannya,” pungkasnya. (ysp)