25 radar bogor

Ketua DPC Hanura Dipecat

SK pemecatan beredar

BOGOR–RADAR BOGOR,Dualisme di Partai Hanura belum berakhir. Im­basnya, Ketua DPC Kota Bogor Neng Sumiati dipecat Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Barat Wisnu Pur­no­mo melalui surat keputusan (SK) bernomor SKEP /005/DPD-HANURA/JABAR/IV/2018.

Neng digantikan Radhar Eko Lakso­no untuk masa bakti 2015-2020. Sekjen DPP Hanura Bagus Karyanegara mengung­kapkan, SK tersebut merupakan hasil dari kubu Sudding bukan Oesman Sapta Odang (OSO).

Keduanya saling memecat. Namun, dirinya tidak menge­tahui kapan SK tersebut ditu­runkan. Ia menerangkan, ber­dasarkan hasil di Mahkamah Konstitusi (MK), harus ada persatuan antara kubu Oso dan Sudding.

”Secara kepu­tu­san itu harusnya kembali lagi kepada kepengurusan yang dipimpin OSO. Ini yang sedang diupayakan untuk bisa bergabung kembali. Karena, keputusan pemerintah kembali ke yang lama,” terangnya.

Karena itu, kata dia, Neng ma­sih tetap bekerja dan mengikuti sejumlah agenda nasional yang ada. Seperti saat rapat kerja nasional (rakernas) di Riau beberapa waktu lalu. Menurut Bagus, SK yang telah tersebar itu tak berpengaruh banyak pada Pilkada Kota Bogor.

Sebab, Partai Hanura tetap mengusung pasangan calon (paslon) Bima Arya-Dedie Rac­him. Namun, dampaknya akan lebih terasa pada internal Partai Hanura. ”Harusnya (Par­tai Hanura) solid dan tambah besar, bukan malah terpecah belah,” katanya.

Ketua DPC Hanura Kota Bogor Neng Sumiati mene­gaskan, berda­­sarkan keputu­san Ke­men­­terian Hukum dan Ham (Kemen­kumham) adalah kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) dengan Ketua DPD Jawa Barat yakni Aceng Fikri.

Neng mengaku, tak ingin menggubris SK tersebut. Sebab, sudah jelas bahwa dirinya masih sah sebagai ketua DPC.

”Kami mena­nggapinya santai saja, kenapa mesti riweuh? Kalau saya mah tidak mau dengar urusan itu, karena itu lebih di pusat,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (15/5).

Lebih lanjut ia mengatakan, masalah tersebut tidak akan meme­ngaruhi kekondusifitasan Partai Ha­nura Kota Bogor menghadapi pilkada, pileg dan pilpres. Buktinya, hingga saat ini tidak ada bentrokan. ”Kami berdiri tegak saja di sini, yang penting Hanura di Kota Bogor lebih besar dan kami juga memiliki target ingin men­dapatkan dua kali lipat kursi di dewan menjadi delapan kursi,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Pembinaan DPD Hanura Jawa Barat, Sendy Pratama mene­gas­kan jika pimpinan partai yang diakui pemerintah saat ini adalah Aceng Fikri sebagai ketua DPD Jawa Barat dan Ketua Umum Hanura yang dipimpin Osman Sapta Odang. ”SK Kemenkumham pun men­yatakan yang sah dan berhak untuk melakukan penjari­ngan pileg adalah kami,” katanya.

Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura versi Bambu Apus, secara resmi memberhentikan Aceng Fikri sebagai ketua DPD Hanura Jawa Barat.

”Secara resmi sejak 26 Januari lalu sudah diberhentikan sebagai ketua DPD Hanura Jawa Barat,” ujar Ketua DPD Hanura kubu Sarifuddin Sudding, Wisnu Purnomo di Garut, Rabu (7/2).

Menurut dia, pemberhentian mantan bupati Garut itu diduga sebagai jawaban atas ketidak­hadirannya dalam Munaslub II Hanura versi Bambu Apus.(gal/c)

yang memenangkan kubu Daryatmo sebagai Ketua Umum Partai Hanura menggantikan Oesman Sapta Odang (OSO) beberapa waktu lalu. (gal/c)