LEUWILIANG–RADAR BOGOR, Sejumlah pengendara yang biasa melintasi Jalan Raya Leuwiliang-Jasinga, keluhkan tanah merah yang menempel di badan jalan. Mereka khawatir tanah merah yang tercecer itu bisa memicu kecelakaan lalu lintas. ”Saya khawatirnya kalau turun hujan. Jalan pasti licin,” kata Edi (37) warga Banpur, Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, kemarin (14/5).
Menurut Edi, sumber tanah merah itu berasal dari truk pengangkut hasil tambang yang berjatuhan.
”Bukan kali ini saja, sudah sering tanahnya jatuh ke jalan,” ucapnya.
Terkait ini, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiayah (IMM) STKIP Leuwiliang, Alvian Fahlevi juga mengaku khawatir tanah-tanah yang menempel itu menjadi biang kecelakaan. Ia bahkan mengkritisi lingkungan di sekitar Terminal Leuwiliang. ”Saya sering lewat sini, dan akhir-akhir ini jadi tidak nyaman,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Bogor Nurhayanti belum mengambil sikap terkait jam operasional truk pengangkut hasil tambang. ”Sementara tetap harus ada jam-jam tertentu. Kami ingin masyarakat tidak terganggu dengan aktivitas angkutan truk tambang. Pengusaha juga tidak dirugikan karenanya,” kata bupati.
Meski begitu, orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman ini meminta agar masyarakat, pengusaha, dan sopir angkot mematuhi aturan yang dibuat pemerintah daerah. Di sisi lain, pemerintah daerah masih terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar terkait wacana pembangunan jalur khusus tambang. ”Itu solusi yang paling tepat,” lanjut bupati.(cr3/c)