BOGOR-RADAR BOGOR,Calon wali kota Bogor nomor urut 3, Bima Arya Sugiarto-Dedie A Rachim menerapkan konsep baru dalam gerilya kampanyenya.Pasangan yang akrab disapa Badra ini mengusung konsep gerilya nonstop di empat kecamatan selama tiga hari, 30 titik, 30 kilometer sejak Minggu-Selasa (13-15/5).
Tak hanya itu, pasangan calon (paslon) petahana ini pun akan bermalam di rumah warga saat di titik akhir gerilyanya. Bima mengatakan, menjelang Ramadan (munggahan), berkumpul dan bermaaf-maafan sudah menjadi tradisi masyarakat.
Di momen itu, selama tiga hari ini dirinya meniatkan untuk sebanyak mungkin menyapa warga. Sambil juga mendengar aspirasi dan saling mendoakan bersama warga.
”Tiga hari ke depan kan banyak munggahan. Kita bermaafan dan saling mendoakan. Kalau kami hitung-hitung minimal tiga hari ini bisa di 30 titik, dengan capaian satu hari 10 titik bahkan bisa lebih,” ujarnya saat berkampanye di Kelurahan Ranggamekar, kemarin (13/5).
Mengenai bermalam di kediaman warga, Bima mengaku memang hal yang sudah biasa dilakukannya saat bertugas sebagai wali kota Bogor dengan program Tenda Wali Kota. Saat menginap itu, Bima akan melakukan ronda bersama warga.
”Konsepnya saya ingin menggalakkan kembali ronda. Apalagi kita ini sedang diguncang isu teroris. Sehingga tidak bisa hanya mengandalkan aparat, tetapi juga kebersamaan warga. Karena bentengnya ada di tingkat rumah tangga,” terangnya.
Sekadar diketahui, dalam kampanye di hari pertama dalam konsep gerilya nonstop tersebut, Bima Arya Sugiarto mendatangi 10 titik lokasi yang tersebar di enam kelurahan.
Di antaranya Kelurahan Harjasari, Muarasari, Genteng, Ranggamekar, dan Pamoyanan. Sedangkan untuk malam harinya, akan ngariung, doa dan siskamling bersama warga di RT 02/04 Kelurahan Cikaret.(gal/c)