JAKARTA–RADAR BOGOR,Tidak semua atlet pelatnas mendapatkan larangan tampil di Kejurnas 2018. Para atlet pelatnas layer kedua masih tetap bisa bersaing pada ajang tahunan tersebut. Hanya, di antara mereka memang belum memperlihatkan hasil signifikan. Setidaknya dibandingkan dengan hasil pada Kejurnas 2017 silam.
Misalnya yang diperlihatkan Nadia Anggraini, atlat lompat tinggi pelatnas dari Jakarta. Nadia hanya mampu mencatatkan lompatan 1,70 meter. Terpaut 9 centimer dari rekor nasional yang dia ciptakan pada Singapore Open 2016 lalu.
Pada Kejurnas 2018 ini, Nadia sebenarnya bisa menyamai prestasi di SEA Games 2017 lalu di 1,75 meter. ”Tetapi cuaca gak mendukung, angin lumayan, berbeda saat main di SUGBK,” terangnya setelah tampil Jumat (11/5). Atlet berhijab yang juga diproyeksikan untuk tampil di Asian Games 2018 itu masih tertantang untuk bisa memberikan yang terbaik.
Menurut pelatihnya, Siga Wino Wole, kendala lain yang dialami Nadia yakni transisi program latihan dari persiapan khusus ke pra kompetisi. ”Sebenarnya ini memang pas kondisinya, tetapi memang banyak tantangannya,” urai Siga.
Pada nomor lain, 1500 meter putra senior, Wahyudi Putra penghuni pelatnas di Pengalengan menjadi yang tercepat, Dia mendulang waktu 3 menit, 57,86 detik. Mengungguli sesama rekannya di pelatnas Bilal Bilano (Jakarta) dan Budiman Holle (Banten).
Ini merupakan prestasi pertama dia di nomor 1.500 meter. Maklum, nomor andalannya yakni 5.000 meter putra. Tetapi, di nomor tersebut dia kalah bersaing dengan pelari top lainnya seperti Agus Prayogo.
Kelompok senior boleh saya memperlihatkan hasil yang kurang maksimal. Lain halnya di kelompok U-18. Egi Patli Pranata (Bengkulu) dan Fira Firliani (Jawa Barat) yang tampil di lempar lembing putra dan putri mencatatkan rekor nasional U-18.
Egi membukukan lemparan sejauh 66,43 meter. Capaian itu memecahkan rekornas terdahulu atas nama Nasrun Sibela pada 2011 dengan 62,29 meter. Sedangkan Fira memecahkan lemparan Siska Agustin yang dia ciptakan pads 2017 silam, dengan 45,81 meter. Terpaut 1,92 meter dari rekornas yang diciptakan Siska.
“Ini membuktikan persaingan di kelompok remaja juga berlangsung,” ujar Taufik Yudi, Kabidbinpres PB PASI. Menurutnya, ini menjadi positif bagi para atlet muda Indonesia. Selanjutnya, mereka berkesempatan menjadi duta Indonesia di pentas junior internasional.(nap)