25 radar bogor

Dolar Menguat, Harga Sembako Naik

ilustrasi dolar

BOGOR–RADAR BOGOR,Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar berdampak pada harga sembako. Ditambah jelang Ramadan, harga kebutuhan pokok itu pun mulai merangkak naik.

Di antaranya, telur dan daging ayam. Seperti yang diungkapkan pedagang daging ayam Pasar Citeureup 2, Kabupaten Bogor, Firmansyah (31). Menurut dia, kenaikan harga daging ayam saat ini terbilang tinggi. Jelang Ramadan tahun ini, harganya berkisar Rp38 ribu per kilogram.

Kenaikan harga sudah dirasakan sejak empat hari lalu dan berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Dampaknya lumayan terasa. Biasanya kalau dijual dengan harga normal, kita bisa jual sampai 50 ekor. Sejak naik empat hari ini cuma laku 30 ekor,“ kata dia.

Acong –sapaan akrabnya– mengaku harus menurunkan pasokan daging ayam yang dijualnya. Sebab, menurutnya sangat percuma jika stok tersebut diperbanyak. Kerugian juga ikut dirasakan ketika dirinya menambahkan jumlah pasokan daging ayam untuk dijual kembali kepada pelanggannya.

Di supermarket pun demikian. Harga telur satu kilogram semula dibanderol Rp20 ribu, kini Rp25.500 per kilogramnya. “Dua hari lalu harga masih Rp22 ribu per kilogram, sudah naik lagi,” kata Flora (57) warga Parakan Jaya, Bogor.

Direktur Utama PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor, Romli Eko mengakui, sudah hampir sepekan ada kenaikan sekitar Rp1.000 untuk harga telur per kilogramnya. Angka itu berdasarkan data terakhir Senin (7/5) sesuai update di setiap PD Pasar Tohaga.

Setiap tahun menjelang Ramadan harga komoditas sembako kata dia selalu naik. Namun, setelah lima hingga tujuh hari harga akan kembali normal.

Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bogor, Jona Sijabat, berencana melakukan pengece­kan harga bersama Satgas Pangan pada pekan depan.

Di tempat terpisah Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, kenaikan telah terasa di pasaran dalam tiga hari terakhir.

“Semua komoditas menjelang puasa dan lebaran aman, kecuali telur dan daging ayam yang naik karena dolar menguat,” katanya.

Dalam catatan Kementan, pada periode awal Mei, harga daging ayam diperkirakan akan naik dari rata-rata Rp32 ribu per kilogram menjadi Rp34.127 per kilogram atau naik sebanyak 0,03 persen. Sementara telur ayam pada minggu-minggu pertama bulan Mei, naik 1,46 persen menjadi Rp23.389 per kilogram.

Meski demikian, Agung mengatakan bahwa kenaikan daging dan telur ayam ini lebih dipengaruhi faktor eksternal. Harga telur dan daging naik karena harga pakan naik.

“Nggak semua pakannya, harga konsentrat yang naik, memengaruhi harga pakan,” katanya.

Agung menyebut harga pakan naik bervariasi antara Rp100 hingga Rp150. Kenaikan harga pakan ini memengaruhi naiknya harga anak ayam DOC (Day Old Chicken) yang naik sekitar Rp500.

Kenaikan harga DOC ini akhirnya menyumbang pada kenaikan harga daging ayam dari rata-rata Rp32 ribu menjadi Rp36 ribu. Kementan telah mengambil langkah dengan memanggil seluruh produsen telur dan ayam nasional untuk berembuk. Agung berharap, hasil akhir dari harga dua komoditas ini bisa tetap stabil dan terkendali.(gal/cr2/tau/c)