25 radar bogor

Dinilai Mampu Berlaku Adil, Pesantren Darul Ulum Dukung Rindu

Wagub Uu Ruzhanul Ulum

CIAMIS-RADAR BOGOR,Pesantren Darul Ulum di Desa Petir Hilir, Kabupaten Cia­mis, memberikan duku­ngan-nya kepada paslon guber­nur dan wakil gubernur Jabar nomor urut 1, Ridwan Kamil – Uu Ruz­hanul Ulum (Rindu).

Dukungan ini karena Rindu mampu berlaku adil saat mendapatkan amanah untuk memimpin Jabar.

Namun. Pimpinan Ponpes Darul Ulum Ujang Abdussalam meminta dua syarat kepada Rindu atas dukungannya tersebut. Pertama, dapat ber­la­ku adil dalam penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja asing (TKA).”Jangan sampai TKA lebih menguasai industri, semen­tara TKI jadi penga­ngguran,” kata Ujang.

Ujang menilai, dalam pe-nempatan tenaga kerja di sebuah perusahaan, banyak persoalan yang mengemuka dan menjadi isu perburuhan saat ini.

Misalnya banyak posisi penting yang menjabat malah TKA, padahal TKI juga memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama dengan TKA. ”Kami minta Rindu lebih mem­perhatikan TKI dalam masa­lah perburuhan,” ujarnya.

Sementara itu, ketika terjadi perbedaan pandangan dari para ulama yang menyebabkan terjadinya gesekan horizontal, Ujang meminta Kang Uu mampu menyatukan para ulama dalam hal muamallah-nya, meski mereka memiliki pema­haman yang berbeda.

Pesantren Darul Ulum adalah pesantren tua dengan jumlah alumni mencapai ribuan orang. Pesantren ini mencetak para kiai-kiai besar.

Termasuk KH. Sholeh Nasihin, putra dari KH. Choer Affandi, pendiri Pesantren Miftahul Huda, yang juga kakek Kang Uu adalah salah satu murid di pesan­tren itu. Di pesantren ini, para kiai belajar kitab-kitab besar.

Menanggapi hal itu, Kang Uu menyatakan bahwa ia bersama Kang Emil, akan berusaha mempersatukan ulama dari berbagai macam kelompok. ”Dengan menyata­kan potensi ulama, politisi, dan pengusaha, serta masya­rakat akan membuat Jabar juara,” kata Kang Uu.

Kang Uu mengilustrasikan kepemimpinan Rasulullah di Madinah. Menurut dia, kenapa Madinah maju, sampai ada Piagam Madinah yang menyatu­kan lintas paham dari berbagai golongan dan komunitas? Karena Nabi Muhammad mam­pu me-nempatkan dirinya sebagai pemimpin negara, pemim­pin umat, dan sebagai pengusaha dari bisnis niaganya.

Ia juga mengingatkan, kepa­da para kiai untuk sama-sama ikut berjuang mem­bangun negara ini. Menu­rutnya, kalau kita ingin me­ngu­bah negara sesuai dengan harapan, misalnya bebas korupsi, pe­mim­pinnya adil, maka ia harus masuk di dalam sistem.

”Sehebat apa pun keinginan kita, kalau di luar sistem, di luar kekuasaan, maka kita tidak bisa apa-apa. Di pilkada ini, saatnya Anda ikut menentukan pemimpinnya,” kata dia.(*)