25 radar bogor

Mengenal Bhabinkamtibnas Desa Sukamulya Brigadir Buana Adi Putra (2-Habis)

Arifal/radar bogor SUMRINGAH: Brigadir Buana saat selfie di jalur ekstrem menuju perkampungan terisolasi di Kecamatan Sukamakmur.

Untuk mencapai lokasi tempat ia mengajar, ia harus mene­rabas jalan terjal beralas­­kan tanah merah dan sungai. Ya, selain mengabdi kepada negara, ia tak jarang mengabdi kepada masyarakat dengan mengajar anak-anak yang kurang mampu di kampung terisolasi.

Meski demikian, Buana selalu bersyukur. Lelah dan kotornya tanah merah, terbayar sudah saat senyum anak-anak Kampung Mulyasari menyapa Brigadir Buana. Medan terjal tak mengurungkan niatnya untuk berbagi ilmu dengan anak-anak di sana. Ya, untuk tiba di sana, setidaknya pria asal Bogor tersebut harus menempuh waktu dua jam lamanya.

“Perjalanan dari Kampung Cibakatul, Desa Cibadak untuk sampai ke Kampung Mulyasari itu dua jam. Kalau sedang hujan bisa lebih lama,” tutur ayah dengan dua putri itu, kepada Radar Bogor.

Dalam perjalanan untuk mengajar, Brigadir Buana memiliki beragam kisah. Salah satunya saat ia terjebak hujan dan ban motornya bocor. “Saat itu sedang hujan besar. Banyak suka dan dukanya. Alham­dulillah warga di sana selalu terbuka,” tuturnya.

Kesibukan di luar jadwal dinasnya sebagai polisi saat akhir pekan ini pun mendapat dukungan dari sang istri, Dini Maryani (24). Walaupun kadang waktu bersama dengan sang suami menjadi berkurang, tetapi tidak jadi masalah.

“Saya paham betul niat dari suami saya. Saya sangat mendukung apa yang dilakukan suami saya untuk mengajar di kampung terpencil,” kata Dini. Buana juga sudah memiliki beberapa koleksi video di channel Youtube. Dalam kesehariannya, Buana tak lepas dari Gopro dan kamera.(all/c)