25 radar bogor

Kang Uu Prihatin Anak SD Nyaris Tawuran Bawa Senjata Tajam 

HADIRI UNDANGAN: Kang Uu menghadiri pernikahan putra Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Mukri Adjie di Parung.

 

HADIRI UNDANGAN: Kang Uu menghadiri pernikahan putra Ketua MUI Kabupaten Bogor, KH Mukri Adjie di Parung.Calon wakil gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum prihatin atas peristiwa tertangkapnya anak-anak usia SD yang nyaris tawuran dengan menggunakan sen­jata tajam di Purwakarta, Jumat (20/4). Ku­rangnya pendidikan keagamaan dan pen­didkan  keluarga pada anak-anak mem­buat emosional mereka tidak stabil.

Kang Uu, sapaan akrab bupati Tasikmalaya dua periode ini, mengungkapkan Polsek Purwakarta  mengamankan 15 pelajar SD 1 Sindangkasih, kelas 5 dan 6 yang hendak tawuran di Kampung Baranang Siang RT 59/16, Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta. Mereka membawa parang, celurit dan golok saat hendak tawuran, menyerang pelajar lainnya di SD 6 Sindangkasih.

Menurut  Kang Uu, peristiwa itu sangat luar biasa, mengingat mereka masih usia belia. Beruntung kepolisian mencium rencana tawuran tersebut, sehingga berhasil digagalkan.

Dengan adanya peristiwa itu, Uu mengingatkan tentang bagaimana memberikan perhatian dan pendidikan kepada anak-anak kita. “Anak  tidak cukup anak mendapat pendidikan duniawi saja, seperti sekolah, tapi juga butuh pendidikan uhkrowi, yang sifatnya fardhu ain, yakni pendidikan tentang keakheratan,” kata Kang Uu di Bogor.

Ia menjelaskan,  jika anak mendapat pendidikan multidimensi, yakni pendidikan keagamaan dan ukhrowi atau keakheratan, seperti pendidikan salat, mengaji, dan ahlak mulia, maka akan melahirkan generasi yang tidak sekadar cerdas, tapi juga saleh dan saleha.

Pendidikan suri tauladan, lanjut Kang Uu,  juga harus diperkenalkan kepada anak dari dari keluarga. Pendidikan awal dan utama pada anak berasal dari  keluarga.  Anak tak cukup mendapat pendidikan  tekstual, tapi juga harus kontekstual, yakni teladan.

”Kalau sekarang kan banyak orang tua suka memarahi anaknya jika raportnya jelek, tapi tidak pernah menegur ketika anaknya tidak salat, tidak puasa, dan tidak ngaji,” ujar cucu ulama besar KH. Choer Affandi, pendiri Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya  ini.

Untuk program anak-anak, Rindu menurut Kang Uu, memiliki program Magrib Mengaji. Anak-anak wajib ke masjid saat Magrib untuk salat, mengaji dan belajar tentang akhlak yang baik.  Karena itu,  program Rindu adalah untuk keseimbangan antara pendidikan duniawi dan ukhrowi untuk anak-anak.

Kang Uu juga mengingatkan bahwa pendidikan usia dini seperti PAUD dan TK itu sifatnya  sekunder. Justru jika  orang tua punya waktu  di rumah,  sebaiknya pendidikan agama dan akhlak diajarkan langsung oleh  ibunya.

”Sentuhan kasih sayang dan ajaran dari ibunya akan melekat dan mem­buat   hubungan emosional yang baik  antara orang tua dan anak sekaligus mem­buat karakter dan akhlak anak lebih mulia,” ucap peraih Satyalencana 2016 dari Presiden Joko Widodo ini.(*)