25 radar bogor

KPK Periksa Gubernur dan Cawagub

Febri Diansyah

JAKARTA–Skandal korupsi massal DPRD Sumatera Utara (Sumut) terus menggelinding kencang. Bukan hanya anggota dan mantan anggota dewan saja yang dimintai keterangan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), melainkan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi juga tidak luput dari agenda pemeriksaan lembaga superbodi tersebut.

Bukan hanya itu, kemarin (21/4) KPK juga memeriksa calon wakil gubernur (cawagub) Sumut Musa Rajeckshah alias Ijeck Shah. Baik Erry maupun Ijeck diperiksa untuk diklarifikasi tentang peristiwa suap pembahasan dan persetujuan APBD Sumut rentang waktu 2012 hingga 2014 lalu. ”Kedua saksi diperiksa untuk 38 tersangka yang diproses saat ini,” kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah.

Pemeriksaan dua sosok populer di Sumut yang dimulai sejak pukul 10.00 itu membuat skandal korupsi DPRD kian panas. Khusus bagi Ijeck, pemeriksaan kemarin dapat mempengaruhi elektabilitasnya di pilkada Sumut.

Dalam pilkada Sumut, penggemar dunia otomotif tersebut berpasangan dengan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangko­strad) Edy Rahmayadi.

Untuk diketahui, Ijeck sebelumnya juga pernah diperiksa KPK dalam skandal suap DPRD Sumut. Saat itu Ijeck diperiksa untuk kakaknya, Ajib Shah yang merupakan mantan Ketua DPRD Sumut. Ajib pun sudah divonis 4 tahun penjara oleh pengadilan lantaran diduga menerima suap Rp 1,19 miliar dari mantan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.

Febri menjelaskan, selain memeriksa Erry dan Ijeck, penyidik kemarin juga mengagendakan pemeriksaan terhadap 18 saksi yang berasal dari pegawai Pemprov Sumut, staf DPRD dan pihak swasta. Pemeriksaan itu dilakukan di Mako Brimob Polda Sumut. ”Sampai saat ini, sekitar 94 saksi telah diperiksa sejak penyidik berada di Medan dari Senin (16/4),” ujarnya.

Bersamaan dengan pemeriksaan itu, Febri menyebut tersangka anggota dan mantan anggota DPRD yang mengembalikan uang ke KPK terus bertambah. Sampai kemarin, total uang yang terkumpul dari lebih 15 orang itu sebanyak Rp1,7 miliar. Duit tersebut diduga kuat merupakan bagian dari suap dari Gatot. ”Uang itu disita dan digunakan untuk kebutuhan pembuktian perkara ini,” imbuh dia. (tyo)