25 radar bogor

1.688 Warga Kanekes Ikuti Seba Baduy

ANTUSIAS: Warga Baduy Dalam dan Luar berjalan kaki bersama-sama dari timur GOR Maulana Yusuf Serang menuju alun-alun, kemarin.

SERANG–Ritual Seba Baduy tahun ini dikemas dengan cara berbeda oleh Pemerintah Provinsi Banten. Acara adat tahunan itu dimeriahkan pula dengan penampilan ikon wisata dari enam daerah
lain agar bisa menarik lebih banyak wisatawan ke provinsi tersebut. Seba Baduy dikemas menjadi gebyar Exicting Banten On Seba Baduy.

Sekitar pukul 15.00 kemarin (21/4), tak kurang dari 1.688 warga Baduy Dalam dan Luar berjalan kaki bersama-sama dari timur GOR Maulana Yusuf Serang menuju ke alun-alun. Di depan mereka ada arak-arakan marching band, pencak silat, barongsai, belasan penari, hingga pemakai kostum etnik dengan kemasan modern.

Ratusan masyarakat memadati jalan sepanjang rute pawai sepanjang 300 meter itu. Warga Baduy memang telah diistirahatkan terlebih dahulu di GOR setelah menempuh perjalanan usai Seba Baduy di pendopo Kabupaten Lebak pada Jumat malam.

Setelah diterima Gubernur Banten Wahidin Halim di utara Alun-alun Serang, para peserta pawai diajak masuk ke alun-alun. Ribuan warga Baduy itu mendapatkan tempat terhormat duduk di samping dan belakang gubernur dan muspida.

Mereka melihat pergelaran tari kolosal gabungan dari berbagai daerah di Banten bertajuk Exciting Banten on Seba Baduy. Sedangkan ritual adat Seba Baduy bersama gubernur Banten dilakukan tadi malam. ”Tamu istimewa sore ini adalah masyarakat Desa Kanekes Baduy yang jalan kaki luar biasa,” ujar Wahidin.

Dia menilai masyarakat Baduy punya kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam, tradisi, dan adat-istiadat dengan cara-cara mereka. Tidak ada penyebaran ujaran kebencian dan kriminalisasi di suku tersebut. ”Mereka jalan kaki tanpa sepatu melewati jalan beraspal, bukit, dan gunung,” imbuh dia.

Kepala Dinas Pariwisata Banten Eneng Nurcahyati menambahkan, masyarakat adat Baduy itu bagian dari Seven Wonder Banten. Selain Baduy ada pula kawasan Cisadane, Banten Lama, Anyer-Carita, Tanjung Lesung, Sawarna, dan Taman Nasional Ujung Kulon. Semua lokasi itu menyimpan pontesi tinggi pariwisata yang sedang dikembangkan.

”Ketika orang ke Anyer tidak hanya menikmati pantai tapi juga pegunungan di seberang Anyer yang mungkin bisa menikmati Desa Cikolelet berbasis pertanian,” tambah dia.

Data terakhir dari Dinas Pariwisata Banten menyebut tak kurang 16 juta wisatawan nusantara ke provinsi tersebut. Sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 300 ribu orang. Sementara jumlah wisatawan yang datang khusus selama rangkaian Seba Baduy masih dalam pendataan. ”Tapi hotel pada penuh,” ujar Eneng.

Seba Baduy adalah acara tahunan yang dilakukan oleh masyarakat suku Baduy. Mereka membawa hasil pertanian seperti beras, gula aren, pisang, dan makanan olahan seperti laksa untuk diberikan kepada kepala daerah.

Di antaranya bupati Lebak, gubernur Banten, dan bupati Serang. Dalam rangkaian Seba ada dialog dengan kepala daerah tersebut. Masyarakat Baduy menyampaikan harapan mereka pada pemerintah.

Lurah Kanekes Jaro Saija mengungkapkan, Seba merupakan kewajiban masyarakat Baduy yang salah satunya sebagai penanda tahun baru. Selain itu, Seba juga dianggap sebagai silaturahmi masyarakat Baduy kepada kepala daerah yang mereka sebut sebagai bapa gede.

”Kalau orang Baduy itu mau perlindungan dari pemerintah. Gunung jangan dilebur, lebak (tanah) jangan dirusak, sesaka (pusaka) jangan dirobah,” kata dia. Orang Baduy khwatir terjadi bencana alam seperti longsor atau gempa bila alam tidak dijaga.(jun)