LEUWILIANG–RADAR BOGOR,Tiga unit ruang kelas SDN Mutiara ditutup, karena dikhawatirkan berbahaya bagi murid dan guru, setelah dinding dan atap satu ruang kelas roboh bulan lalu. Sekolah ini terancam bakal tidak mendapatkan murid baru.
Masyarakat di sekitar sekolah, khususnya Kampung Pasir, Desa Cibeber Leuwiliang, mengkhawatirkan ruang kelas yang masih tersisa bakal roboh juga dan menimpa anak-anak.
Masalah mencuat saat diskusi warga tentang anggaran sekolah dilaksanakan Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia di ruang kelas SDN Mutiara, Rabu (18/4).
Sekolah ini menyita perhatian karena kondisi bangunan yang roboh dan sekarang hanya menggunakan kelas yang diatapi terpal dan ditopang bambu. Kondisi ini belum mendapatkan perhatian dari Pemda dan anggota DPRD Kab Bogor khususnya Komisi IV.
Tokoh masyarakat Kampung Pasir, Madrohmi mengatakan, banyak orang tua yang sudah mengeluhkan kondisi bahaya di sekolah ini sehingga tidak ingin anaknya sekolah di sini. ”Belum lagi kelas satu nantinya akan ditempatkan belajar di ruang kelas darurat, yang hanya pakai atap terpal,” kata Madrohmi.
Hal itu dibenarkan Kepala SDN Mutiara, Dede Herawati. Dengan kondisi sekolah yang hampir roboh total dan lima rombel yang belajar di bawah terpal, membuat para orang tua khawatir anak sekolah di sini. ”Kami justru yang kemudian sangat khawatir kehilangan anak murid di tahun ajaran baru nanti. Apalagi sampai sekarang belum ada kepastian pernaikan,” kata Dede.(*/rur)