25 radar bogor

Jahit dan Jual Sendiri di Malam Hari

PEKERJA KERAS: Abah Amang dengan mesin jahit tuanya biasa membuat topi kupluk yang dijualnya di sekitar Terminal Baranangsiang.
PEKERJA KERAS: Abah Amang dengan mesin jahit tuanya biasa membuat topi kupluk yang dijualnya di sekitar Terminal Baranangsiang.

Mencari rezeki tidak mengenal usia. Muda bahkan lanjut usia juga tidak menjadi alasan untuk bermalas-malasan tanpa menghasilkan apa pun yang berarti bagi diri sendiri apalagi orang lain. Seperti yang dilakukan Abah Amang (68).

Penjual topi kupluk di sekitar Terminal Baranangsiang, KFC Tugu Kujang ini, tanpa kenal lelah tetap mencari rezeki, meskipun sudah larut malam.

Laporan: Nova Ayuna dan Rany Puspitasari
Baru-baru ini, kembali muncul seorang kakek yang menjual kupluk atau penutup kepala untuk mendapatkan penghasilan. Di usianya yang renta, Amang Dani atau biasa disapa Abah, menjahit sendiri kupluk itu kemudian menjualnya di sekitar Tugu Kujang Bogor. Ia mulai berjualan sekitar pukul 8 malam.

“Saya jahit sendiri, dapat bahannya juga sisa pabrik yang harganya murah tapi masih bagus. Saya coba bikin modelnya sendiri, tapi ya gitu-gitu aja, gak bisa model lain,” ungkap Abah Amang kepada Radar Bogor.

Lelaki berusia 68 tahun tersebut mengatakan bahwa menjahit dan menjual kupluk adalah kemauannya sendiri, karena tidak mau merepotkan orang lain. Abah menjual kupluk seharga Rp2 ribu. Ia mengakui hanya bisa membuat 20 buah kupluk setiap hari untuk dijual.

“Saya gak kuat kalau kebanyakan, kan gak ada pegawai. Jualnya juga gak mahal, emang rezekinya segitu. Saya cuma pengen banyak amal aja sekarang mah,” jelas Abah di rumahnya di daerah Sukasari, Bogor.

Abah membeli bahan untuk membuat kupluk di daerah Lawanggintung. Dengan kemampuan menjahitnya secara otodidak, kemudian bahan sisa pabrik tersebut diolah menjadi kupluk lucu, yang dapat digunakan orang dewasa maupun anak-anak.

Setelah kisahnya viral di media sosial beberapa waktu lalu, setiap Abah Amang berjualan, dagangannya selalu habis. Bahkan, Abah mengatakan, ada yang ingin memesan hingga 100 buah kupluk. “Kalau sebanyak itu sih gak sanggup, kan saya cuma ngerjain sendiri. Sehari saja cuma bisa bikin 20,” terangnya.

Di usianya yang tidak muda lagi, dan memang seharusnya tidak berkeliling untuk berjualan, Abah tetap ingin melakukan pekerjaannya tersebut.

Ia tetap semangat, dari menjahit hingga menjaja­kan kupluk yang ia buat. Sehingga, Abah tetap ingin memberikan semangat dan amal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.(*)