25 radar bogor

Desak Evaluasi Sistem Ganjil Genap

Tol Jagorawi

CIBUBUR–RADAR BOGOR, Kebijakan ganjil genap di sejumlah ruas jalan tol dianggap perlu dievaluasi. Sistem yang ditujukan untuk mengurai kemacetan ini berdampak signifikan kepada masyarakat.

Sejumlah warga terkendala beraktivitas kerja, lantaran sarana pendukung dan moda alternatif belum siap di wilayah yang terdampak ganjil genap.

Misalnya saja di wilayah Cibubur, kereta api ringan atau light rail transit (LRT) juga belum tersedia. Sehingga ketika akses tol Jagorawi diberlakukan ganjil genap, maka aktivitas warga pun menjadi terhambat.

Pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z Tamin berpendapat, sistem ganjil genap di ruas tol perlu dievaluasi karena merugikan masyarakat, dengan tidak memberi alternatif moda transportasi pengganti kebijakan ganjil genap.

“Inilah yang namanya penzaliman sedikit, karena alternatif belum disiapkan. Sebaiknya jangan dijalankan dulu (kebijakan ganjil genap) karena belum ada alternatif lain,” kata Ofyar.

Menurut dia, moda transportasi umum yang tersedia hingga saat ini belum memadai dan memenuhi harapan. Karena itu, masyarakat lebih memilih menggunakan kendaran pribadi untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Kondisi tersebut menyebabkan penumpukan kendaraan di jalur-jalur yang mereka lintasi. “Pusat kemacetan terjadi karena orang bergerak pada waktu dan ruang yang sama,” bebernya.

Penerapan ganjil genap tak ubahnya memindahkan lokasi kemacetan. Penumpukan kendaraan dari tol beralih ke jalan alternatif karena pemilik kendaraan pribadi tak diberi opsi sarana pendukung atas dampak pembatasan ganjil genap. “Makanya, jangan diberlakukan sebelum LRT sudah siap. Pemerintah harus bisa memberikan alternatifnya,” ucapnya.

Lepas dari itu, Oyfar menilai kebijakan ganjil genap cukup efektif jika bertujuan mengurai kemacetan di ruas tol. Dengan kebijakan itu, mau tidak mau masyarakat harus memilih berangkat lebih pagi atau memilih jalur alternatif lainnya. “Orang tersebut bergerak pada waktu yang sama namun di ruang berbeda, maka terjadi penguraian,” kata Ofyar.

Untuk diketahui, pemerintah melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mulai menerapkan paket kebijakan mengurai kemacetan dari tol Cibubur menuju Jakarta dan Tangerang menuju Jakarta per 16 April 2018. Paket kebijakan di tol Cibubur adalah dengan ganjil genap dan lajur khusus bus.

Sementara paket kebijakan di tol Tangerang meliputi ganjil genap, lajur khusus bus, serta pembatasan angkutan berat untuk golongan III-V.(ind/cr2/cnn)