25 radar bogor

Membangun Rumah Impian

BUKU otobiografi ‘Jais Darga Namaku’ ini disajikan dengan teknik prosa yang tak hanya terinspirasi kisah Jais Darga saja, tetapi mengisahkan pergulatan hidup seorang perempuan, seorang anak, seorang istri dan ibu.

Berbaur dengan ambisi dan pergulatannya dalam dunia bisnis dan ada banyak lapisan kisah yang tersimpan. Kisah perempuan dalam kesepiannya, kegelisahannya, kesakitan, pengkhianatan dan penghinaan.

Seluruh lapisan kisah berpusat pada ambisi serta pergulatan dalam mempertahankan kedaulatan diri Jais Darga, bukan dalam dunia bisnis belaka tetapi juga terhadap kuasa lelaki.

Termasuk kedaulatannya atas tubuh dan bagaimana kuasa itu dihadapinya, seperti dikatakan Jais Darga, “Aku tidak merasa dilahirkan sebagai perempuan, tapi terpilih sebagai perempuan.”

Jais Darga kini membangun rumah impiannya di bilangan Pantai Keramas, Bali. Berprofesi sebagai art dealer dengan jam terbang tinggi dan memiliki reputasi baik dalam mendatangkan karya-karya seni kelas kaliber ke tanah air, Jais Darga justru menginginkan sebuah ketenangan dalam hunian impiannya. Jauh dari sorak-sorak dunia seni yang hampir dijumpai seumur kariernya.

”Dengan mobilitas perjalanan ke berbagai negara, saya merasakan banyak warna dalam kehidupan. Saat ini saya merasa warna-warna itu membuat lelah. Oleh sebab itu saya sengaja memilih warna putih untuk rumah maupun aksentuasi interior agar merasakan ketenangan dan kedamaian,” ujar pemilik Darga Gallery ini.

Jais ingin menciptakan sebuah tempat yang nyaman di masa pensiunnya nanti. Bangunan seluas 1.000m² di atas lahan 3.000m² ini memiliki keunggulan letak yang berada di ketinggian sehingga bisa langsung memandang ke alam bebas, meliputi persawahan, gunung, pantai, bahkan Pulau Nusa Penida yang berseberangan.

”Saya membeli tanah ini tahun 1999, tanpa melihat lokasinya terlebih dahulu. Saya merasa tidak memilih lokasi ini, tapi seolah terpilih untuk memilikinya,” kenang Jais.

Lebih dari dekade akhirnya Jais memulai pembangunan. Setelah lewat dari setahun berdiskusi dengan arsitek, maka hunian impian itu pun berhasil diterjemahkan.

Sebuah area lapang dengan menonjolkan keindahan alam sebagai bagian dari estetika bangunan. Living room yang cukup luas menyatu dengan area dining, bar, dan kolam renang.

Bagi Jais, ini merupakan dream house yang diinginkannya. “Keseluruhan rumah ini mewakili diri dan seluruh perjalanan saya; laut yang luas dan burung bangau adalah perjalanan saya ke banyak negara, persawahan dan Gunung Agung seperti mewakili masa kecil di Bandung,” katanya.(net)