Nanggung–RADAR BOGOR, Aksi para penambang emas liar tanpa izin (peti) semakin sulit dihentikan. Dari pegunungan yang cukup dalam dan sukar dijangkau, mereka bergeliat bebas mengeksploitasi kekayaan alam seenaknya.
Sebagai penegakan hukum kepada ulah peti, unsur Muspika Nanggung melakukan razia besar-besaran di Gunung Cisuren, Desa Bantarkaret, kemarin (17/4).
Mengetahui kedatangan tim gabungan dari muspika bersama tenaga teknis PT Antam yang berjumlah sekitar 100 orang, para peti pun menghindar dan lari terbirit-birit. Tak lama kemudian, Kapolsek Nanggung Kompol Asep Supriadi memerintahkan seluruh tim untuk menutup lubang-lubang galian tersebut.
”Beberapa hari yang lalu, sebenarnya sudah kami beri garis polisi di wilayah ini. Sebab kami melihat adanya peningkatan aktivitas kegiatan penambangan liar. Ada tiga lubang yang kami tutup,” jelas Asep kepada Radar Bogor.
Ia menyebut, luas wilayah Nanggung yang didominasi pegunungan, membuat pergerakan petugas Polsek Nanggung sangat terbatas. Pihaknya juga sengaja melibatkan unsur muspika lainnya untuk bersama-sama menutup lubang buatan para penambang liar tersebut.
”Kami juga libatkan PT Antam Tbk karena mereka memiliki tenaga teknis dan peralatan memadai untuk menutup semua lubang,” tegasnya.
Asep juga berharap kepada para penambang liar -atau masyarakat sekitar menyebutnya gurandil- agar menghentikan aktivitasnya. Mencari pekerjaan lain yang positif dan produktif, menurutnya, lebih baik daripada harus berjibun dengan aktivitas penambangan liar tanpa standar prosedur yang aman. Apalagi, kata Asep, taruhannya nyawa.
Sementara itu, Vice President CSR PT Antam Tbk UBPE Pongkor Resna Handayani mengatakan, kegiatan penambangan liar ini sudah sering terjadi. ”Tindakan yang kami lakukan hanya untuk mengamankan unit usaha milik Antam.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Muspika Nanggung yang terus bersama Antam menangani oknum-oknum penambang liar,” tuturnya.
Ia menilai, akibat dari perbuatan para gurandil tersebut, bukan hanya merugikan perusahaan. Tapi juga merusak lingkungan. ”Mereka menambang tanpa prosedur yang aman, tidak memikirkan akibat masa depan yang ditimbulkan dari aktivitas penambangan tanpa kajian seperti yang PT Antam lakukan,” pungkasnya.(cr3/c)