25 radar bogor

Lubang Gurandil Ditutup Paksa

FIkri Habibullah/Radar Bogor DITUTUP: Unsur Muspika Nanggung beserta PT Antam Tbk UBPE Pongkor menutup lubang penambang emas tanpa izin (peti) di Gunung Cisuren, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung, kemarin.

Nanggung–RADAR BOGOR, Aksi para penambang emas liar tanpa izin (peti) semakin sulit di­hen­tikan. Dari pegunungan yang cukup dalam dan sukar di­jangkau, mereka bergeliat bebas mengeksploitasi keka­yaan alam seenaknya.

Sebagai penegakan hukum kepada ulah peti, unsur Mus­pika Nanggung melakukan razia besar-besaran di Gunung Cisuren, Desa Bantarkaret, kemarin (17/4).

Mengetahui kedatangan tim gabungan dari muspika ber­sama tenaga teknis PT Antam yang berjumlah sekitar 100 orang, para peti pun menghindar dan lari terbirit-birit. Tak lama kemudian, Kapolsek Nanggung Kompol Asep Supriadi me­merintahkan seluruh tim un­tuk menutup lubang-lubang galian tersebut.

”Beberapa hari yang lalu, sebenarnya sudah kami beri garis polisi di wilayah ini. Sebab kami melihat adanya pening­katan aktivitas kegiatan penam­ba­ngan liar. Ada tiga lubang yang kami tutup,” jelas Asep kepada Radar Bogor.

Ia menyebut, luas wilayah Nanggung yang didomina­si pegunungan, membuat per­ge­rakan petugas Polsek Nang­gung sangat terbatas. Pihak­­nya juga sengaja melibatkan un­­sur mus­pika lainnya untuk ber­sa­ma-sama menutup lubang buatan para penambang liar tersebut.

”Kami juga libatkan PT An­tam Tbk karena mereka me­miliki tenaga teknis dan pera­latan memadai untuk menutup semua lubang,” tegasnya.

Asep juga berharap kepada para penambang liar -atau ma­syarakat sekitar menyebut­nya gurandil- agar menghen­tikan aktivitasnya. Mencari pekerjaan lain yang positif dan produktif, menurut­nya, lebih baik daripada harus berjibun dengan aktivitas penambangan liar tanpa standar prosedur yang aman. Apalagi, kata Asep, taruhannya nyawa.

Sementara itu, Vice President CSR PT Antam Tbk UBPE Pong­kor Resna Handayani mengata­kan, kegiatan penam­bangan liar ini sudah sering terjadi. ”Tindakan yang kami lakukan hanya untuk me­ngamankan unit usaha milik Antam.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Muspika Nang­gung yang terus ber­sama Antam me­nangani oknum-oknum penam­bang liar,” tuturnya.

Ia menilai, akibat dari per­buatan para gurandil tersebut, bukan hanya meru­gikan peru­sa­haan. Tapi juga meru­sak ling­kungan. ”Mereka me­nam­­bang tanpa prosedur yang aman, tidak memikirkan akibat masa de­pan yang ditimbulkan dari aktivi­tas penambangan tanpa ka­jian seperti yang PT Antam laku­kan,” pungkasnya.(cr3/c)