25 radar bogor

Bocah Lima Tahun Diduga Osteomielitis

LEMAH: Dirga yang tak bisa berak­tivitas normal karena sakit.

CIAWI–RADAR BOGOR,Muhammad Dirga Adinata Pratama, bocah berusia lima tahun asal Kampung Cibedug RT 01/04, Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, ini hanya bisa tergolek lemas di atas kasur.

Terkadang, bocah itu kejang hebat yang membuat panik seisi rumah. Anak dari pasangan Muhammad Ian Syafria Dinata dan Rinawati itu diduga mengidap epilepsi. Tak hanya itu, tulang pada kaki kirinya juga muncul ke permukaan kulit. Osteomielitis mungkin jadi penyebabnya.

Radar Bogor pun mencoba menyambangi kediamannya, ke­­­marin (16/4).

Saat disam­bangi, Dirga dan kedua orang tuanya sedang tak ada di rumah. Dari keterangan warga setempat, Dirga sedang terapi di salah satu pengobatan alternatif. ”Sekarang lagi pengobatan alternatif dulu,” tegas Iin Nurdain, warga dan kader puskesmas setempat.

Iin juga tahu bagaimana kondisi Dirga dari mulai keluarga Ian pindah dari Cianjur tiga tahun lalu sampai keadaannya sekarang.

”Kalau diceritakan, memang anak itu sudah sempat dibawa waktu berumur dua bulan ke RS Fatmawati karena kejang. Ke sini–sini pas pindah juga sudah dibawa ke RSUD Ciawi,” bebernya lagi.

Iin bercerita, sebelumnya, Dirga hanya kejang-kejang. Lama kelamaan, kaki Dirga mulai bengkak dan perlahan muncul tulang dari dalam kulitnya. ”Jadi sejak itu terus dibawa ke pengobatan alternatif saja,” sahutnya.

Dikatakannya, alasan dibawa ke pengobatan alternatif, karena BPJS Kesehatan yang dimiliki orang tua Dirga menunggak selama dua tahun. Meski sudah ditalangi pemerintah desa setempat, keluarga harus menanggung kembali dengan biaya perawatan yang no­minalnya masih tinggi.

Saat ini, jika ingin men­dapatkan perawatan medis, keluarga Dirga harus melunasi tunggakannya. ”Kan ada denda keterlambatan untuk perawatan di rumah sakit, 2,5 persen itu dikalikan dengan bulan keterlambatan, dan dikali lagi diagnosa dokter. Itu yang membuat mahal,” bebernya.

Meski begitu, Dirga belum bisa dipastikan terkena osteomielitis karena belum ada diagnosa jelas dari rumah sakit. Namun soal epilepsi, Dirga sudah didiagnosa sejak dirinya dirawat di RS Fatmawati, Jakarta.

Sementara, dugaan osteo­mielitis ini diungkapkan langsung Kepala Puskesmas Citapen, Kecamatan Ciawi, Novita Rida Amelia. Menu­rutnya, jika melihat kondisi Dirga saat ini, selain epilepsi, juga diduga menderita osteomielitis.

”Osteomielitis adalah infeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri. Ada dua jenis osteo­mielitis, yaitu akut dan kronis. Gejala osteomielitis akut bisa berupa nyeri tulang, demam, serta pembengkakan dan kemerahan pada area yang terinfeksi. Biasanya nyeri tulang yang dirasakan pada kondisi ini cenderung parah,” urainya saat diwawancarai kemarin.

Selain gejala-gejala tersebut, pada osteomielitis akut bisa ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar area yang terinfeksi sehingga membatasi pergerakan tubuh. Osteomielitis akut kerap menimpa tulang panjang di daerah kaki.

Selain bagian tersebut, tulang punggung dan lengan juga menjadi lokasi yang biasanya kena dampak.

”Kami belum periksa detail, karena memang keluarganya juga tidak mengomunikasikan, itu yang sangat disayangkan. Kami harus tahu dulu perjala­nan medisnya seperti apa. Cuma sekarang ini me­mang terkendala di BPJS untuk perawa­tan medis­nya,” tukasnya.(dka/c)