25 radar bogor

Bogor Siaga Kekeringan

ilustrasi kekeringan (pexels.com)
ilustrasi kekeringan (pexels.com)

BOGOR–RADAR BOGOR,Menutup musim hujan, sebentar lagi Kota Bogor dihadapkan dengan kondisi kekeringan. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor sejak dini mengantisipasi terjadinya kekeringan. Seperti yang dilakukan dalam kegiatan memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) di Balaikota Bogor, kemarin (12/4).

Kepala BPBD Kota Bogor, Ganjar Gunawan menjelaskan bahwa pihaknya siap memberi suplai air jikalau ada wilayah di Kota Bogor yang terdampak kekeringan. Pihaknya sudah menyiapkan tangki berkapasitas 8 ribu liter untuk dialirkan. Selain itu, ia juga siap merekomen­dasikan pada PDAM Tirta Pakuan jika air yang disuplai masih kurang.

“Kalau mengatasi kekeringan cara sederhananya menyuplai air bersih,” jelasnya kepada Radar Bogor usai kegiatan HKBN.

Meski begitu, menurutnya, Bogor termasuk dalam daerah yang memiliki cuaca di luar prakiraan musim. Sehingga, masih berpotensi terjadi hujan meski sedang berada di musim kemarau. Begitu pula sebaliknya.

“Buktinya sampai sekarang hujan masih terjadi. Jadi, saya memegang analisa BMKG, walaupun daerah lain persiapan kekeringan, kalau Bogor ini masuk daerah yang di luar prakiraan musim,” tuturnya.

Maka, Ganjar memprediksi bahwa tahun ini Bogor akan aman dari kekeringan. Meski begitu, segala sesuatunya tetap disiagakan. Pasalnya, pada 2015 sempat terjadi kekeringan cukup hebat di Kelurahan Mulyaharja Kecamatan Bogor Selatan. Saat itu pula dibuatkan saluran air kedaruratan. “PDAM yang suplai menggunakan metode CSR, sedangkan dari kami mengajukan pipanisasi,” kata Ganjar.

Saat itu, dibuatkan saluran air yang bersumber dari mata air. Tidak mudah untuk bisa mengalirkannya. Perlu perlengkapan pipa dengan panjang sekitar 2 kilometer. “Sekarang kekeringan itu tidak pernah terjadi lagi. Di luar daerah itu, kami belum dapat informasi daerah mana yang bakal kekeringan,” tukasnya.
Terpisah, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Budi Suhardi mengimbau masyarakat mulai menampung air untuk menghadapi musim kemarau. Pasalnya, hasil dari prakiraan cuaca, pada awal Mei sebagian wilayah Jawa Barat memasuki awal musim kemarau.

“Awal-awal Mei sudah kami prediksi untuk Pantai Utara Jawa Barat akan memasuki awal musim kemarau,” katanya.

Perkiraan cuaca sepekan ini masih berpotensi terjadi hujan ekstrem, karena dipengaruhi masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Menurut Budi, potensi terjadi hujan ekstrem seperti 7 April 2018 lalu masih diperkirakan terjadi selama sepekan ke depan.

Hal itu berdasarkan pengamatan BMKG melihat dinamika atmosfer, kondisi di Samudra Hindia, dan kondisi El Nino yang masih lemah.

“Kemudian kami melihat sistem temperatur udara, kami coba mix dengan metode statistik ada beberapa minggu ini masih dalam keadaan kurang baik,” kata Budi.

Masyarakat diimbau untuk senantiasa memantau informasi cuaca yang diberikan BMKG setiap hari, termasuk peringatan dini. “Masyarakat tetap harus mengikuti berita yang ada di BMKG, informasi cuaca dapat dipantau melalui Android di info BMKG,” kata Budi.(fik/c)