25 radar bogor

Produsen Ikan Kaleng Terancam

DIJUAL : Salah satu pedagang di Bogor masih memiliki stok ikan makarel dalam kaleng, kemarin. (Doni/Radar Bogor)
DIJUAL : Salah satu pedagang di Bogor masih memiliki stok ikan makarel dalam kaleng, kemarin. (Doni/Radar Bogor)

BOGOR–RADAR BOGOR,Usai marak ditemukan ikan kaleng kemasan diduga mengandung cacing, kini seluruh produsen ikan kaleng di ambang kehilangan konsumen. Sebab, masyarakat akan cenderung berhenti untuk membeli ikan kaleng. Hal itu, jelas berpotensi menimbulkan kerugian secara materi bagi para pengusaha yang terlibat.

Seperti yang dipaparkan pengamat ekonomi, Syaifuddin Zuhdi. Menurut dia, razia yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor belakangan menimbulkan kekhawatiran masyarakat untuk tetap mengonsumsi ikan kaleng.

“Potensi kerugiannya sangat besar. Tapi memang salah mereka pada saat produksi mungkin tidak higienis. Kemudian terkontaminasi dengan bakteri-bakteri, jadi risiko mereka,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Beberapa produsen ikan kaleng akan kehilangan kepercayaan secara massal di lingkungan masyarakat, terutama Kota Bogor yang belakangan banyak disita oleh Disperindag Kota Bogor. Krisis kepercayaan ini diyakini akan berlaku merata pada setiap merek ikan kaleng kemasan.

“Krisis kepercayaan itu pun akan berdampak pada produsen ikan-ikan kaleng lainnya. Kepercayaan konsumen terhadap produk itu akan hilang,” terangnya.

Musababnya, masyarakat akan cenderung pikir dua kali mengonsumsi ikan kaleng kemasan ketika ramai diberitakan banyak ikan kaleng kemasan yang diduga mengandung cacing. Hilangnya kepercayaan masyarakat juga akan terjadi pada pemerintah yang dianggap telah lolos menghadirkan ikan kaleng steril di pasaran.

“Kepercayaan masyarakat juga kepada pemerintah akan berkurang karena pengawasan pemerintah terhadap produk ini berarti lemah. Masyarakat akan berhati-hati karena tidak menutup kemungkinan produk sejenis akan terkontaminasi seperti itu,” jelasnya.

Menurutnya, kerugian lainnya juga dialami produsen pada saat produknya ditarik dari pasaran. Sebab, beberapa produsen menggunakan metode jual konsinyasi produknya kepada ritel. (fik/c)