25 radar bogor

Kesibukan Santri Ponpes Daarul Uluum Bantu Pengungsi Kebakaran

PEDULI: Tampak sebagian santri Ponpes Daarul Uluum menyiapkan makanan untuk para pengungsi dari korban kebakaran di Bantarkemang.

Kebakaran yang melanda permukiman RT 4/5, Bantarkemang, Bogor Timur, Selasa (3/4) dini hari lalu, mengisahkan sisi lain dari kepedulian para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Uluum, yang menjadi tempat mengungsi para korban.

Laporan: Rany Puspitasari

Karena letaknya berdekatan, Ponpes Daarul Uluum menjadi pilihan bagi korban kebakaran untuk mengungsi. Seluruh warga pesantren, baik guru maupun santri, terlibat langsung menangani musibah kebakaran tersebut.

“Yang menentukan agar para pengungsi disediakan tempat di pesantren adalah pihak pesantren sendiri. Karena memang kita sangat peduli dengan musibah kebakaran tersebut,” ucap H Hasbulloh, Kepala MA Pesantren Daarul Uluum Bogor.

Warga pesantren, terutama guru-guru dan santri senior, melakukan pendampingan dengan memberikan bantuan berupa pakaian layak pakai, menyiapkan kebutuhan makan bersama Dinsos dan Tagana serta relawan lainnya, serta mengumpulkan uang sumbangan baik dari santri, wali santri maupun alumni.

“Karena masyarakat Bantarkemang terutama RT 4/5 sudah sangat dekat dengan civitas pesantren sejak dirintis kiai. Maka, musibah yang dialami warga dianggap musibah bagi keluarga sendiri,” ungkap Hasbulloh.

Bahkan, meskipun terlibat langsung dalam penanganan korban dan pengungsi, aktivitas kegiatan santri tidak ada yang terganggu. Mereka tetap menjalankan aktivitas biasa seperti sekolah, mengaji, dan kegiatan lainnya.

Satu lagi pengalaman mereka awal-awal pasca kebakaran, yaitu ikut menangani salah satu korban yang mengalami syok berat lantaran rumahnya habis dilalap si jago merah. Kata dia, salah satu korban terus menangis histeris pasca kebakaran. Pihak PMI yang ada di lokasi pengungsi pun tidak bisa menangani. “Sampai akhirnya, mereka meminta pertolongan. Anak-anak santri maju, mengelilingi korban yakni seorang ibu-ibu, dibacakan surat-surat Alquran agar ia tenang dan ikhlas,” bebernya.

Selang kurang dari satu jam, lanjut Hasbulloh, korban pun sudah tenang dan ikhlas menerima musibah yang dialaminya. “Kami juga lega, korban tersebut lebih tenang lagi, dan ikhlas menerima cobaan dari Allah,” tutup Hasbulloh. (*/c)