25 radar bogor

Kembangkan Bisnis Berbasis Komunitas, Launching AKAFood Kitchen

Omer Ritonga / Radar Bogor UNIT USAHA: Tamu dan anggota Komunitas AKA foto bersama sambil memegang produk AKAFood Kitchen saat launching, akhir pekan lalu.
Omer Ritonga / Radar Bogor
UNIT USAHA: Tamu dan anggota Komunitas AKA foto bersama sambil memegang produk AKAFood Kitchen saat launching, akhir pekan lalu.

BOGOR–RADAR BOGOR, Berbisnis saat ini tak hanya terpaku pada per­orangan atau perusahaan, tapi juga bisa dijalankan dengan berbasis komunitas.

Seperti yang dilakukan komu­nitas angkatan 15 Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka mendirikan unit bisnis yang diberi nama AKA (Anugrah Kreasi AMB15SI).

AKA ini dibentuk untuk membangun dan mengembangkan bisnis berbasis komunitas, salah satu­nya adalah AKAFood Kitchen. Bisnis kuliner yang berlokasi di Jalan Suren 4, Kompleks Pusat Diklat SDM Kmen LKH Gunung Batu ini, merupakan unit bisnis kedua AKA.

Dirut AKAFood Kitchen, Aprillani Purwanto mengatakan, AKAFood Kitchen adalah unit bisnis yang memproduksi makanan siap saji dan khas nusantara. Tidak hanya jenis kuliner, untuk rasa juga sesuai dengan aslinya. Sekaligus melestarikan dan mempertahankan kuliner nusantara dan menjadi tuan rumah kuliner di negeri sendiri.

“Gak cuma bisnis semata, kami ingin mempertahankan kuliner nusantara dengan rasa yang khas sesuai aslinya. Fokus makanan siap saji,” terang Aprillani Purwanto kepada Radar Bogor, di sela launching di Doea Tjangkir Cafe, Jalan Sawojajar, akhir pekan lalu.

Untuk tahap awal, ada empat jenis makanan yang ditawarkan yakni dendeng balado, rendang daging, ayam asap, dan camilan pisang.

Saat ini, untuk ukuran atau berat masing-masing menu masih tersedia satu pilihan saja. Karena produksinya masih cukup terbatas, daging untuk dendeng dan rendang 20 kilogram sekali produksi, ayam tidak berbeda. Termasuk juga pisang, sesuai dengan persediaannya.

Sedangkan untuk pemasaran selain dari anggota AMB15SI, akan dibangun juga kerja sama dengan outlet pangan dan pusat oleh-oleh, diawali yang ada di Bogor dan sekitar­nya. Nantinya akan dipasarkan melalui online, seperti Toko­pedia, Bukalapak dan e-commerce lainnya.

Keputusan AKA memilih unit bisnis yang kedua ini dikhususkan untuk makanan siap saji, bukan tanpa alasan. Dari data BPS akhir tahun lalu, jumlah pengeluaran konsumsi masyarakat 50 persennya untuk makanan.

Dan dari persentase tersebut, 17 persennya digunakan untuk makanan siap saji. Berdasarkan data itulah, AKA me­ngem­bangkan bisnis kedua makanan siap saji. Dirut AKA, Sadar Subagyo mengatakan, AKA sendiri memiliki visi me­ngembangkan bisnis dengan berbasis komunitas.

Sebagai aspirasi bersama, AKA akan terus melakukan pengembangan di bidang bisnis lain. Dan, tiap nama unit AKA, selalu ditandai dengan nama AKA.

“AKA siapkan tempat dan pembiayaan secara bersama-sama sesuai prinsip partisipatif berbasis komunitas,” ungkap Sadar. Tidak hanya merangsang anggota untuk lebih produktif saja, tapi juga menciptakan serta memperluas lapangan kerja.(mer/c)