25 radar bogor

Timbul Tenggelam Persikabo Bogor

CIBINONG–RADAR BOGOR, Banyak rintangan yang harus dilalui Persikabo Bogor menjadi klub profesional tanah air. Awalnya, Persikabo hanyalah sebuah tim lokal Kabupaten Bogor yang didirikan atas inisiasi Bupati Bogor, Caca Samita, Ketua DPRD Letkol Djuari, Ketua KONI Kabupaten Bogor Didi Suwardi, dan sejumlah praktisi sepak bola pada 23 Desember 1973.

Tanpa butuh waktu lama, Persikabo pun terdaftar di PSSI sebagai salah satu klub sepak bola. Saat itu, Caca Samita menunjuk Abdulah Alwahdi, yang juga anggota DPRD Kabupaten Bogor sebagai ketua umum Persikabo yang pertama.

Hanya saja, nama Persikabo Bogor mulai dikenal pada era liga profesional musim 1994/95. Pada musim pertama digulirkannya kompetisi berlabel Liga Indonesia, Persikabo tampil sebagai juara divisi II dan promosi ke divisi I.

Prestasi Persikabo pun terus melejit. Hanya dua musim berada di kasta kedua kompetisi sepak bola nasional, tim berjuluk Laskar Padjadjaran sukses menembus pentas tertinggi sepak bola nasional kala itu, divisi utama. Sayang, setelah hanya dua musim berada di divisi utama, tim ini kembali degradasi ke divisi I.

Menariknya, hanya satu musim turun kasta, tim ini pun kembali ke divisi utama. Tepatnya pada musim kompetisi 1999/00. Tapi, lagi-lagi, tim yang berada di pinggir Jakarta ini tidak kuat bertahan di pentas divisi utama, dan hanya tampil satu musim sebelum kembali degradasi ke divisi I.

Bahkan, kala itu antiklimaks dari prestasi tim ini. Sebab, setelah itu prestasi tim ini terus melorot hingga kembali ke divisi II. Barulah pada musim 2004 mereka kembali naik ke divisi I dan dua musim berikutnya ke divisi utama.

Kembalinya Persikabo ke divisi utama ini tidak terlepas dari campur tangan Rachmat Yasin, mantan bupati Bogor. Di tangan pria yang akrab disapa RY inilah, Laskar Padjadjaran menjadi klub yang sangat diperhitungkan saat itu.

Campur tangan RY di dalam Persikabo, tidak hanya saat ia menjabat sebagai bupati. Saat masih menjadi anggota DPRD dan ketua DPRD Kabupaten Bogor pun RY sangat peduli dengan Persikabo.

RY tidak sendirian. Ia menggandeng salah seorang pengusaha besar asal Bogor, Rudi Ferdian, pendiri PT Karadenan Jaya. Sampai saat ini, PT Karadenan Jaya masih tercatat sebagai pemilik Persikabo Bogor.

Sayangnya, memasuki musim 2014, Persikabo mulai mengalami keterpurukan. Anggaran pun menjadi salah satu faktornya. Untuk mengatasi masalah anggaran, Persikabo pun menggandeng PT Cikeas Putra Pratama, pimpinan Moch Haris.

Keberadaan Haris yang saat itu langsung ditunjuk sebagai CEO Persikabo, diharapkan bisa memperbaiki klub yang sudah lama terpuruk dan vakum ini.

Sementara itu, Rudy Ferdian, kepada wartawan tahun lalu sempat menyampaikan jika Persikabo masih dimiliki oleh PT Karadenan Jaya. “Sampai saat ini di PSSI nama PT Karadenan Jaya masih tercatat sebagai pemilik Persikabo dan saya masih tercatat sebagai komisaris. Beberapa waktu lalu juga saya dapat telpon dari PSSI untuk kembali aktif di Persikabo,” beber Rudy Ferdian.

Bukan hanya PT Cikeas Putra Pratama, sejumlah perusahaan pun pernah masih dalam manajemen Persikabo, yakni PT Axiacom, PT Jos Persada (Effendy Syahputra) dan saat ini Pay Tren.(nal/c)