Cambridge Analytica (CA) tidak hanya mengambil informasi pribadi para pengguna Facebook di Amerika. Pengguna Facebook di berbagai negara lainnya juga terkena dampaknya. Di Asia, ada 3,6 juta penduduk yang datanya diambil secara ilegal oleh CA. Termasuk di antaranya Indonesia.
Mulai pekan depan, Facebook akan memberi tahu masing-masing orang yang datanya telah dicuri oleh CA. Perusahaan yang berbasis di California, AS, itu saat ini memperketat akses data agar skandal CA tidak terulang.
Aplikasi yang ingin mengakses grup maupun halaman harus mendapat izin dari Facebook. Selain itu, aplikasi yang telah diberi izin juga tidak bisa melihat identitas para pengguna di dalamnya.
Chief Executive Facebook, Mark Zuckerberg mengungkapkan bahwa skandal CA itu tidak membawa dampak besar terhadap jumlah pengguna maupun penjualan iklan. Meski begitu, dia menegaskan bahwa jika orang-orang tidak senang dengan perusahaannya, itu tidak baik untuk ke depannya.
Suami Priscilla Chan itu menegaskan bahwa dia siap disalahkan atas kebocoran data yang membuat para pengguna, pengiklan dan legislator berang itu. Tapi, dia juga menyatakan tidak akan mundur dari perusahaan yang dibangunnya itu. Zuckerberg bersikukuh bahwa dia adalah orang terbaik untuk memajukan Facebook. Dia juga tidak akan memecat para pegawainya.
”Saat Anda membuat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya di dunia seperti Facebook, ada beberapa hal yang akan ada kacaukan,’’ ujar Zuckerberg.
Meski begitu, dia menambahkan bahwa insiden ini telah memberikan pelajaran penting baginya dan perusahaan. Rencananya, Selasa (10/4) dan Rabu (11/4) Zuckerberg akan memberikan pernyataan dalam dengar pendapat di kongres AS. (sha)