25 radar bogor

Kisah Para Korban Kebakaran di Bantarkemang

BERSYUKUR: Ence memeluk anaknya, Clarinda yang sempat terjebak api, kemarin.
BERSYUKUR:Ence memeluk anaknya, Clarinda yang sempat terjebak api, kemarin.

Aksi heroik terjadi saat peristiwa kebakaran di RT 04/05, Bantarkemang, Kelurahan Sindangbarang. Salah satunya, Ence Rahmat Basuki (43) yang nyaris kehilangan buah hatinya, Clarinda Fatia Rachmat.

Laporan : Fikri Habibullah Muharram

Waktu menunjukkan pukul 21.30, Ence sudah terlihat lelah. Bahkan, kemeja lengan panjang warna merah yang dikena­kannya sejak pagi pun belum diganti. Bukan karena malas, tapi semua pakaian dan barang berharga miliknya sudah hangus.

Sebelum kejadian, Ence mengaku sedang bersantai menonton televisi dan bersiap menanti subuh. “Saya tidak tahu di luar ternyata api sudah berkobar,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Begitu mengetahui ada beberapa suara benda-benda jatuh dari atas, ia mengaku bingung dan langsung keluar.
“Ternyata api sudah besar di atap,” ceritanya.

Seketika itu, yang ada di pikiran Ence adalah bagaimana istri dan tiga anaknya yang tengah tertidur lelap selamat dari api yang mulai membubung tinggi. “Saya langsung masuk ke kamar. Ternyata sudah ada api di atas. Saya langsung bangunkan istri dan bawa anak yang paling kecil, Clarinda Fatia Rachmat, usia 4 bulan,” katanya.

Saat itu, ia melindungi Clarinda dengan tubuhnya sambil bawa keluar. “Saya juga bangunkan dua anak lainnya dan teriak agar semuanya menyelamatkan diri keluar. Benar saja, tiga puluh detik kemudian atap rumah saya ambruk,” kisahnya sambil berkaca-kaca.

Ia bersyukur, anak dan istrinya selamat, meskipun seluruh harta bendanya habis dilalap api. Ence menuturkan, yang tersisa saat itu hanya pakaian yang menempel di badan. Sepeda motor yang ia gunakan untuk mengemudi ojek daring sehari-hari ludes dilahap si jago merah.

“Ya sudah begini saja. Untuk saat ini saya tidak berpikir apa-apa dulu. Yang penting keluarga selamat, meskipun harus mengungsi,” katanya.

Kisah heroik lainnya datang dari seorang bocah 10 tahun, Nazriel Saputra yang tengah mengenyam pendidikan kelas IV di SDN Bantar Kemang. Siapa yang menyangka, bocah ini menjadi pahlawan penyelamat keluarga. Ibunya, Yanti (35) sampai menangis berkaca-kaca saat mengisahkan perjuangan anak keduanya itu.

Yanti mengaku sudah mendapat firasat buruk sejak semalam. “Awalnya saya bangun pukul 23.00. Kemudian tidur lagi. Saat itulah saya bermimpi dikejar-kejar api. Sampai-sampai saya bikin story di WhatsApp, mimpi yang aneh,” paparnya.

Tak lama kemudian, lanjut Yanti, sekitar pukul 3.30 ada banyak orang yang teriak-teriak di luar. Sontak, Yanti pun bangun. Yanti mengaku sangat terkejut begitu mengetahui api telah mengepung atap rumahnya.

“Saya nggak tahu harus berbuat apa. Anak saya Irma (15) sempat pingsan. Sementara anak yang paling kecil, Salwa (4) saya gendong. Suami saya Asep Saepuloh (36) sejak pukul 3.00 dini hari sudah keluar belanja buah-buahan untuk dagang,” katanya.

Ia mengaku, sempat terjebak dalam rumah karena pintu dikunci suami. “Saya pasrah, tidak tahu harus berbuat apa. Banyak istighfar, mungkin hidup saya tidak lama lagi,” kisahnya sambil menitikkan air mata.

Dalam kondisi pasrah, Yanti menyaksikan anaknya, Nazriel langsung mendobrak pintu dengan kakinya. “Saya berpikir, ini bocah baru 10 tahun seperti diberi kekuatan untuk menendang pintu yang terkunci dan keras. Kalau secara logika, rasanya tidak mungkin bisa bocah sekecil ini. Pintu itu kokoh. Dia menendang pintu beberapa kali sampai akhirnya terbuka. Saat itulah kami langsung keluar semuanya,” lanjut Yanti.

Yanti tidak berpikir untuk menyelamatkan harta bendanya. “Saya yang penting keluarga dulu. Kalau boleh jujur, saya sudah menabung Rp30 juta untuk kebutuhan pendidikan anak-anak. Uang itu juga untuk puteran dagangan suami saya. Rencananya hari ini (kemarin, red) saya mau setor ke bank karena tidak berani megang uang banyak. Tapi, semuanya ludes. Tidak ada satu pun yang selamat. Motor, televisi, kulkas, pakaian, semua tidak ada yang tersisa,” paparnya.

Sementara itu, suami Yanti, Asep mengaku sengaja mengunci dari luar sebelum pergi ke Pasar Bogor untuk keamanan. Ia sendiri tidak mengetahui ternyata musibah kebakaran nyaris mengancam nyawa anak dan istrinya. “Pas saya balik ke rumah subuh, ternyata semua sudah habis. Saya langsung syok. Alhamdulillah ternyata anak dan istri saya semua selamat,” kata Asep.

Peristiwa kebakaran ini meng­undang keprihatinan berbagai pihak. Termasuk, calon Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang mengunjungi posko pengungsian di Pondok Pesantren Modern Darul Ulum. (cr3/d)