25 radar bogor

Kapal Terbakar, Dua Tewas

Kapal asing diduga bermuatan batu bara terbakar di perairan Teluk Balikpapan kemarin (31/3). (dok.Kaltim Post)

JAKARTA–RADAR BOGOR,Kapal asing diduga bermuatan batu bara terbakar di perairan Teluk Balikpapan kemarin (31/3). Dua orang tewas akibat kejadian tersebut dan tumpahan solar mengge­nang hingga radius 300 meter. Yang mengkhawatirkan, kapal yang terbakar itu berdekatan dengan kilang minyak PT Pertamina Refinery Unit V, Balikpapan.

Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 04.00, terdapat tumpahan solar yang cukup pekat di perairan Teluk Balikpapan. Tidak berapa lama, tampak kapal terbakar.

Awalnya, kapal itu diduga mengangkut solar. Namun, belakangan diketahui kapal itu milik asing yang sedang mengangkut batu bara. Selain kapal yang terbakar, karena tumpahan solar itu, api juga menjalar di permukaan laut.

Tindakan sementara, dilakukan pemutusan pelebaran tumpahan solar dengan kapal milik PT Pelindo. Untuk korban jiwa, diduga dua orang meninggal dunia. Namun belum diketahui identitasnya. Menurut informasi yang dihimpun, korban diduga merupakan awak kapal yang terbakar tersebut.

Kapolres Balikpapan AKBP Wiwin Firta menuturkan, proses pemadaman api dilakukan hampir satu hari. ”Sore baru padam, apalagi di lokasi hujan turun,” terangnya.

Untuk penyebab dan titik awal api, dia menjelaskan bahwa penyidik masih berupaya mendalaminya. ”Ada kemungkinan berasal dari kapal atau lainnya. Tapi belum pasti,” ungkapnya.

Terkait identitas dari korban juga belum diketahui. Petugas masih berupaya melakukan autopsi dan identifikasi identitas.

Sementara itu, Pertamina telah menguji sampel minyak yang tumpah di perairan Teluk Balikpapan. Sampel tersebut diambil dari dua titik yang berbeda, yakni di dekat Pelabuhan Semayang dan Kampung Atas Air di Kelurahan Magersari. Hasilnya, ditemukan bahwa minyak yang tumpah adalah bahan bakar kapal atau marine fuel oil (MFO). Belum diketahui MFO yang berceceran itu berasal dari mana.

Manajer Regional Komunikasi dan CSR PT Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha mengatakan, MFO yang berceceran itu bukan merupakan hasil produksi dari kilang milik Pertamina di Balikpapan. ”Jalur transportasi di perairan itu juga bukan merupakan jalur pengangkutan MFO buat Pertamina. Yang kami angkut dan lewat di jalur itu adalah crude oil (minyak mentah),” ujarnya.

Kejadian ini tidak berpengaruh terhadap operasional Kilang Balikpapan. Terminal BBM dan Depot LPG di Balikpapan juga tetap beroperasi normal menyalurkan bahan bakar untuk masyarakat. Tidak ada kebocoran pada seluruh instalasi Pertamina yang melintasi Teluk Balikpapan. Pipa bawah laut Pertamina dari Terminal Lawe-Lawe juga masih menyalurkan minyak mentah ke Kilang Balikpapan, meski lokasi pipa berada jauh dari titik kebakaran.

Hingga berita ini ditulis, Pertamina masih dalam proses menyerap MFO yang berceceran itu dari perairan Teluk Balikpapan. Selain itu, Pertamina juga menetralisir MFO yang tumpah agar minyak tersebut tidak menimbulkan risiko.(idr/)