25 radar bogor

Target Tingkatkan Pendapatan 20 Persen

Foto : Omer Ritonga / Radar Bogor MAKIN LENGKAP: Penjaga stand menunjukkan koleksi aksesori buatan UMKM.

BOGOR–RADAR BOGOR,Setelah Botani Square, Dekranasda Kota Bogor kembali membuka galeri kerajinan baru. Kali ini di Lippo Plaza Keboen Raya. Galeri baru yang mulai beroperasi sejak awal minggu lalu ini pun, ditargetkan mampu meningkatkan pendapatan sekitar 20 persen.

Pengelola Galeri Kerajinan Dekra­nasda Kota Bogor, Saepuddin Zuhri mengatakan, membuka galeri baru di tempat yang berbeda sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pasar usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Tidak hanya meningkatkan omzet, membuka galeri baru juga untuk memperluas pasar dan menumbuhkan daya saing UMKM. “Sudah harus lebih matang bersaing di pasar. Apalagi di mal banyak produk dari pabrik dan impor,” ungkap Saepuddin kepada Radar Bogor, kemarin.

Tidak berbeda dengan galeri sebelumnya, galeri di Lippo Plaza Keboen Raya juga menye­diakan dan menampung berbagai produk pengrajin yang tergabung di Dekranasda Kota Bogor. Produk-produk tersebut dikategorikan menjadi enam jenis, yakni fashion atau pakaian, kuliner, dekorasi, aksesori, kerajinan, dan batik.

Untuk produk kuliner, ditata lebih khusus. Berada tepat di sisi luar hingga lebih terlihat oleh pengunjung mal yang akan masuk melalui galeri depan. Untuk waktu tertentu, letak display akan selalu diatur dan diputar hingga semua produk dapat dilihat. Tak hanya kuliner yang tahan lama, tersedia juga kuliner lain seperti jamu dan jenis makanan yang harus disimpan khusus.

Akan tetapi, tambahnya, saat ini untuk produk kuliner masih terbatas. “Dekorasi, fashion, aksesori dan batik sudah lengkap,” terang Zuhri.

Tidak hanya produk yang sama, harga juga tidak jauh berbeda dengan galeri sebelumnya di Botani Square. Pada waktu tertentu, nantinya masing-masing kategori dan pengrajin akan bergantian memberikan promo, baik itu potongan harga maupun harga spesial.

Dengan penambahan galeri, produk asli Bogor mampu men­jadi tuan rumah di dae­rahnya sendiri. Karena produk asal Bogor tidak kalah saing dengan produk lain. Terlebih, masyarakat Bogor akan lebih mencintai serta menggunakan produk lokal Bogor. Tidak seperti saat ini, banyak yang masih lebih percaya menggunakan produk pabrikan, terlebih yang dibeli di pusat perbelanjaan Jakarta.

“Intinya, kami lebih mem­perkenalkan. Setelah mengenal dan mencoba memakai­­nya,” ucapnya singkat. Tak hanya Lippo dan Botani, mal di Bogor juga dapat memberikan tempat dan ruang untuk UMKM ber­saing dengan produk-produk pabrikan.

Sementara itu, jumlah UMKM yang tergabung di Dekranasda Kota Bogor kurang lebih 60 UMKM dengan ribuan item. Termasuk di dalamnya, kuliner, fashion sekitar 500 item, dekorasi dan aksesori masing-masing 200 item. Sementara kerajinan sekitar 100 item dan 46 item batik.(mer/c)