25 radar bogor

Kerja Sama IMPUS Gandeng Puluhan Mahasiswa Malaysia

PEDULI: Mahasiswa dari UIKA dan Malaysia gotong royong membersihkan Sungai Cipakancilan.

BOGOR-RADAR BOGOR, Kecintaan pada lingkungan tak terbatas antarkota bahkan antarnegara. Niat tulus itu justru datang dari negara tetangga, Malaysia. Negeri asal kartun Upin Ipin ini berkunjung ke Kota Bogor untuk kerja bakti membersihkan Kali Cipakancilan.

Digagas Ikatan Muda Peduli Sungai (IMPUS), kegiatan bersih-bersih tersebut sangat membekas di benak warga  RT 01/13 Kelurahan Kedungbadak, Tanahsareal. Warga menyambut kedatangan saudara serumpun asal Negeri Jiran ini.

Suhendar, koordinator IMPUS, menjelaskan, kegiatannya melibatkan komunitas peduli sungai anak muda Indonesia kolaborasi dengan Malaysia. Selain bentuk bakti masyarakat, lokasi ini menjadi  salah satu binaan Comdev Baznas Jawa Barat. Acara ini juga menggandeng para mahasiswa UKM (University Kebangsaan Malaysia) dan Universitas Ibn Khaldun (UIKA).

Acara diawali senam pagi gembira. Disusul dengan serah terima bantuan senilai 6.000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp20 juta kepada warga. Lebih dari 50 peserta mahasiwa, yang terdiri atas 39 orang ikut bergotong royong membangun jembatan. Awalnya, pembangunan berasal dari swadaya warga. Namun dari komunikasi dengan komunitas, membuat realisasi pembangunan semakin cepat.

“Alhamdulillah, kami usaha bersama penggerak, ada relasi dengan Malaysia, dapat rezeki dari sana. Dana ini yang dikumpulkan mahasiswa UKM untuk pembangunan jembatan penghubung,” ujarnya seraya mengimbuh, acara ini berlangsung sejak 23 hingga 27 Maret 2018.

Para peserta berbaur kerja bakti dengan riang gembira. Ada yang membersihkan musala,  sampai memunguti sampah di Sungai Cipakancilan. Di akhir kegiatan, tamu negara untuk warga ini dikenalkan  ngabogor bareng di sebuah perpusatakaan mini untuk anak-anak binaan yang bermukim di sepanjang Sungai Cipakancilan.

Syazwani, mahasiswi Koordinator Program Malaysia Mahasiswi UKM, mengaku senang bisa datang ke Kota Bogor. Wanita yang akrab dipanggil Cik Wani ini, berharap bisa membangun persaudaraan antara Malaysia dan Indonesia.  Khususnya pemuda dan masyarakat pinggiran sungai di Indonesia.

“Kami senang turut berperan di sini dan ini program pertama kali kami, program bakti masyarakat dan lokasi sungai di Indonesia,” tutur perempuan yang juga seorang hafidz ini kepada Radar Bogor, kemarin.

Inisiator IMPUS, Berry Kurniawan menjelaskan, pemimpin Kota Bogor ke depan harus berani mengambil kebijakan berpihak pada warga bawah, khususnya pinggir sungai. Pasalnya, lanjut Berry, persoalan sungai bukan hanya masalah sampah. Bukan hanya sungai wisata  yang dilirik dan dibesarkan. Pasalnya, banyak permasalahan Kota Bogor  berpusat dari pinggir sungai.

“Di mana status sosial rumah kumuh, miskin, pergaulan bebas, obat-obatan (narkoba), anak jalanan, dan lain-lain yang bersarang dengan kompleks di sungai,” jelas Berry kepada Radar Bogor.

Lebih lanjut, kata Berry, terdapat lima persoalan kemanusiaan terpenting yakni agama, akal, harta, jiwa, dan keturunan. Seluruhnya tertuang dalam RPJMD dan wajib diperjuangkan.

Terkait program ini, Berry menyampaikan, IMPUS tidak hanya fokus pada sampah di sungai. Namun juga bergerak mengajak anak muda di Kota Bogor dan kota lainnya untuk menyumbangkan ide dan gagasan dalam menata sungai.

“Jadi, kami sudah punya tiga program. Mulai dari pe­ngem­bangan komunitas terpadu, lingkungan yang saling terintegritas, dan menciptakan satu produk untuk satu desa (wilayah),” ujarnya.

Banyak yang terlibat dalam kegiatan penataan sungai ini. Mulai dari Koramil Tanahsareal, Lurah Kedungbadak, Saka­wirakartika Kota Bogor, Baznas Tanggap Bencana, Dinas Lingkungan Hidup, Karang Taruna, Sanggar Cipakancilan, dan KAMMI.

Adanya kegiatan ini disambut baik Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat. Dirinya mengaku senang dengan adanya inisitiaf dan keinginan yang mulia untuk mengubah kondisi sungai di Kota Bogor. Mengingat Kota Bogor memang banyak dialiri sungai selain Sungai Ciliwung dan Cisadane.(*/c)