25 radar bogor

Memahami Pencemaran Lingkungan dan Dampak Teknologi

SERIUS: Para peserta seminar parenting saat mendengarkan materi dari narasumber di gedung SD Islam Azzuhra, Sabtu (24/3).

BOGORRADAR BOGOR, Yayasan Coklat Indonesia bekerja sama dengan SD dan TK Islam Azzuhra me­nggelar seminar parenting berta­juk Dampak Teknologi Digi­tal dan Pencemaran Lingku­ngan terhadap Tumbuh Kem­banga Anak. Kegiatan tersebut dilakukan di gedung SD Islam Azzuhra, Sabtu (24/3).  Sedikit­nya, 300 orang tua wali murid TK dan SD serta orang tua calon siswa SD dan TK islam Azzuhra menghadiri kegiatan seminar tersebut.

Kegiatan seminar ini mengha­dirkan dua pembicara, yakni Direk­tur Bahan Berbahaya Beracun Kementerian Kehuta­nan dan Lingkungan Hidup, Qurie Purnamasari dan Kandi­dat Doktor Pemikiran Pendi­dikan Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Muhamad Azhar Alwa­hid. Sedangkan  moderator acara, Muhammad Jafar Anwar.

“Bahan berbahaya dan beracun (B3) ini sangat berbahaya bagi kese­hatan,” ujar Qurie Purna­masari kepada Radar Bogor dalam press release yang diterima Radar Bogor.

Untuk itu, penggunaan bahan berbahaya tersebut harus dikurangi. Misalnya cat yang digunakan pada tembok dan perlengkapan sekolah harus aman dari bahan-bahan tersebut. Selain itu, penggunaan bahan plastik juga harus mulai dikurangi.

”Terutama plastik yang digunakan untuk media pem­be­lajaran anak maupun per­leng­kapan lainnya,” paparnya.

Qurie juga mengimbau agar pendidikan memilah sampah harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak melalui penyediaan tong sampah orga­nik dan anorganik.

Sementara itu, kandidat Doktor Pemikiran Pendidikan Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, Muhamad Azhar Alwahid lebih mene­kan­kan dampak teknologi digital terhadap tumbuh kem­bang anak. Di era teknologi digital, selain memiliki dampak positif, juga memiliki dampak negatif terhadap anak-anak, di antaranya kecanduan game online dan pornografi. Antisi­pasinya,  Muhamad memapar­kan, harus ada kerja sama antara orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat dalam mendidik anak.

Selanjutnya di jelaskan, dalam situs sahabat keluarga Kemen­terian Pendidikan dan Kebu­dayaan menyebutkan dampak negatif dari teknologi digital pada anak pertama, anak tum­buh menjadi pribadi yang egois dan sulit bergaul, perkem­bangan otak anak tidak seimbang, kesulitan mengenali emosi, perkembangan bahasa pada anak dapat tertunda, aktivitas fisik anak berkurang, terlalu banyak bermain di perangkat digital, sering menahan lapar, haus, dan keinginan buang air yang dapat mengganggu sistem pencer­naan.  Acara tersebut diak­hiri dengan sesi tanya jawab tentang materi yang telah disajikan.

Terpisah, Moderator Muham­mad Jafar Anwar menyampai­kan bahwa solusi terbaik adalah pendidikan agama, baik yang diajarkan di sekolah maupun di rumah oleh orang tua mereka.(ded/*)