25 radar bogor

Mengenal Wanita Bercadar yang Pelihara 11 Anjing, 30 Kucing

Mengenal Wanita Bercadar yang Pelihara 11 Anjing, 30 Kucing

Seorang perempuan bercadar, Hesti Sutrisno (37) yang tinggal di Pamulang, Kota Tangerang Selatan memiliki hobi memelihara dan merawat binatang yang telantar di jalanan.

Saat ini, Hesti bahkan tengah memelihara 11 ekor anjing dan 30 kucing yang didapatnya di jalanan. Hesti mengaku ikhlas merawat dan menolong hewan-hewan tersebut. Dia pun mengaku tidak mencari anjing atau kucing liar, namun merasa dipertemukan sehingga membawanya ke rumah untuk dirawat.

”Dulu si Jon (anjing berwarna hitam) pertama,” kata Hesti di rumahnya.

Hesti mengaku, pertama kali bertemu Jon pada tahun 2015 silam. Dia menemukan Jon waktu itu di sekitar kompleks perumahannya.

”Kalau Jon kan liar di sini, di rumah kosong, jadi kalau anak-anak kecil main pada takut, nah saya tempatin mereka di rumah. Saya rawat anjing itu biar tetangga saya tong sampahnya nggak berantakan, nggak hilang sepatunya dibawa anjing, dan anak-anak pada aman kalau main. Ya sudah saya rawat dia di rumah,” ujar Hesti Hesti seperti dilansir detik.com.

Hesti bertemu dengan anjing kedua di Bogor. Saat itu dia sedang berada di pinggir sungai dan melihat ada seekor anjing kecil yang tidak memiliki majikan.

”Kemudian si Gopy, itu di Bogor dia masih kecil waktu itu, sekarang sudah besar. Dulu saya lagi main di kali dan ada anjing kecil. Sebelum saya bawa pulang saya cari dulu siapa pemiliknya ternyata nggak ada yang akuin, malah saya disuruh buang, ya saya nggak bisa. Akhirnya dibawa pulang. Karena kalaupun saya tinggalin nggak jamin hidup kan (anjing itu),” ucap Hesti.

Pada 2017 Hesti kembali me­mungut anjing liar hingga totalnya 11 ekor saat ini. Ia me­ngatakan, anjing maupun kucing yang dirawat hasil temuannya di jalan. Ia menegaskan tidak mencari anjing liar, melainkan bertemu dengan anjing liar dan dirawatnya.

Alasannya merawat anjing-anjing liar itu karena kasihan dan merasa tersentuh melihat anjing maupun kucing yang masih kecil berkeliaran di jalan. Jika tidak ditolong, dia khawatir hewan-hewan itu akan mati.

Nggak suka anjing awalnya. Saya takut sama anjing malah, tapi tiba-tiba Allah bolak-balikan hati saya jadi suka sama kucing, anjing,” ujar Hesti.

”Apa pun yang saya alami, apa pun yang ditetapkan Allah kita harus ridho, sabar. Kan kita nggak tahu waktu saya jalan akhirnya ketemu kucing kan kita nggak tahu. Itu sudah jalannya, kalau hati kita terketuk untuk menolong itu siapa yang tahu?” sambungnya.

Menurut Hesti, warga di sekitar perumahannya tidak ada yang merasa terganggu dengan kebiasaannya memelihara anjing dan kucing. Warga sekitar sudah maklum dan mengenal kebiasaan Hesti yang sejak lama sudah memelihara anjing.

Awalnya orang tua Hesti tidak mendukung kebiasaan Hesti yang memelihara anjing dan kucing yang didapatnya dari jalanan. Namun berjalannya waktu keluarga Hesti akhirnya memaklumi.

”Kalau orang tua saya pastilah, saat saya berinteraksi, jangankan dengan guguk, pas kucing aja pada bilang jangan bawa-bawa. Tapi saya nggak pernah berhenti menjelaskan mereka. Kadang saya ngasih tahu kalau (misalnya) anaknya terlunta-lunta di jalan siapa yang mau nolong? Kan nggak ada yang tahu seperti mereka. Lama-lama pelan-pelan orang tua ngerti,” ujar Hesti.

Saat ini Hesti tinggal di rumah miliknya bersama suami dan dua anak kembarnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Suami Hesti tidak bekerja. Sementara Hesti bekerja menjual keripik dan baju.(dc)