25 radar bogor

Mampir di Warung-Warung STMJ di Surabaya

ilustrasi

MENU utama di warung STMJ, well, tentu STMJ. Susu segar dicampur telur ayam mentah, madu, dan jahe. Sedikit rasa pedas dari jahe dan manisnya madu membuat tubuh terasa hangat. Pas dinikmati di selasela hawa dingin Kota Surabaya yang belakangan kerap diguyur hujan lebat.

Salah satu warung STMJ yang paling populer di Surabayaadalah STMJ Bu Nunuk. Buka mulai pukul 18.00, warung yang menempati dua lokasi berdekatan tersebut tidak pernah sepi pembeli. Bahkan saat hujan turun deras seperti beberapa waktu lalu. Kebanyakan yang datang adalah anak muda yang kongko bersama teman-temannya. Tempat dan menunya memang ramah buat nongkrong berlamalama. Harganya pun bersahabat.

Berbeda tempat, berbeda pula ciri khasnya. Di warung STMJ Plus Herbal Pak Tejo, menu andalannya adalah STMJ dengan campuran 29 rempah-rempah.

Semua itu merupakan racikan sang pemilik warung sendiri, yakni Kristiawan atau lebih akrab disapa Pak Tejo. Pria yang hobi berolahraga tersebut membuka warung pada 2003.

’’Sejak belum buka warung, saya memang suka minum STMJ. Juga, suka meracik minuman herbal untuk kesehatan sendiri,’’ tuturnya. Sari rempah-rempah diambil dengan cara direbus, lantas dimasukkan ke campuran susu, madu, dan telur. Rasio rempahnya tidak boleh terlalu banyak. Sebab, rasa STMJ akan menjadi terlalu pedas.

’’Apalagi ada kandungan pasak bumi yang bikin rasanya lebih kuat,’’ paparnya. Tejo percaya bahwa minuman tersebut ampuh untuk membuat tubuh lebih segar, menghilangkan capek, dan membuat tidur lebih lelap.

Bicara soal STMJ, mungkin tidak ada yang level legendarisnya bisa mengalahkan STMJ Ronde Biliton. Usaha keluarga itu sudah berumur lebih dari empat dekade. Siti Mariam, sang pemilik, menyatakan bahwa warungnya kali pertama buka pada 1975. Awalnya, dia berjualan di sebuah pom bensin. Warungnya baru pindah ke Biliton lima tahun kemudian.

’’Menunya dari dulu sama. STMJ sama wedang ronde. Resepnya nggak ganti,’’ ungkapnya. Meski tempatnya hanya berupa celepitan dari dua bangunan, pengunjungnya berasal dari berbagai kalangan. Tidak sedikit yang membawa mobil mewah. Mereka harus parkir di sepanjang Jalan Sumbawa karena tempatnya tidak cukup.

Kini lapak Siti semakin luas. Halaman bangunan di samping warung disulap menjadi area parkir sekaligus lokasi nongkrong para pelanggan. Siti mengungkapkan, tiap hari warungnya selalu ramai.

Meski yang paling ramai tetap Sabtu malam. Kalau biasanya buka hingga pukul 01.00, saat weekend dia buka sampai pukul 02.00. ’’Sehari bisa habis 15–16 susu segar,’’ tuturnya. (fam/adn/c15/na)