25 radar bogor

STS Soroti Pasar Tradisional dan Fasilitas Warga

SAPA WARGA: Calon wakil wali kota Bogor, Sugeng Teguh Santoso menyapa warga dalam kegiatan kampanyenya, kemarin (22/3).

BOGOR–RADAR BOGOR,Mungkin masih segelintir orang yang baru mengetahui bahwa calon wakil wali kota Bogor nomor urut 4, Sugeng Teguh Santoso (STS), pernah menjadi tukang sayur. Pengalamannya itu, membuat pengacara kondang ini familier dengan sistem dan apa saja yang ada di pasar tradisional.

Saat blusukan ke Pasar TU Kemang, pria yang akrab disapa STS ini menceritakan bahwa pada 2009 hingga 2010 dirinya sempat berjualan sayur. Ia pun memasarkannya ke pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Bogor. “Saya itu menanam sayur oyong, terong ungu sama sayur kangkung di lahan seluas 13 hektare yang saya tanami, makanya saya familier dengan pasar,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (22/3).

Ia juga mengaku pernah beberapa kali ditolak oleh pasar-pasar tradisional saat akan mengirimkan sayur. Namun, hal itu tak membuatnya me­nye­rah. Justru terus beru­saha. Penga­lamannya dulu mengajarkan banyak hal untuk membentuknya saat ini. Bertani mulai 2005, mem­buat­nya belajar hidup jujur dan bekerja keras.

“Kalau tanaman tidak diurus maka tidak akan memberikan penghasilan. Yang kerja di kita pun jadi belajar jujur juga, karena hasil tanaman akan ketahuan diurus atau tidak, ketika dia jujur masuk kerja atau tidak,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan hidup sederhana dan menyatu dengan alam, maka tidak akan haus akan kekuasaan. Karena­nya dengan bertani, ia bisa menyatu dengan alam untuk belajar proses hidup yang benar.

“Karena semua tahapan tidak instan,” katanya.

Usai menceritakan pengala­mannya, pasangan dari Dadang Iskandar Danubrata ini menya­yangkan terkait pengelolaan Pasar TU Kemang yang hingga saat ini masih dipegang pihak swasta. Padahal, jika dikelola oleh Pemerintah Kota Bogor akan lebih bermanfaat. Khususnya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor.

“Karena ini kan pasar induk dan khusus buah dan sayur, jadi ramainya itu dari siang hingga malam. Pasar ini juga bagus dan memiliki potensi cukup besar,” ungkapnya.

Setelah menyapa pedagang di Pasar TU Kemang, STS melanjutkan blusukan-nya ke Kampung Babakan RT 02/09, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara. Kedatangannya langsung disambut oleh warga, khusus­nya ibu-ibu. Saat berdialog, banyak kaum ibu yang curhat terkait penerangan jalan umum (PJU) dan air bersih.

Menanggapi itu, STS me­ne­gaskan bahwa kondisi tersebut cukup mem­prihatinkan. Potret kemiskinan di Kota Bogor, khususnya di wilayah pinggiran kota, bukan omong kosong. Ia pun berkomitmen akan mengupa­yakan pembangunan dimulai dari wilayah pinggiran.

“Warga pinggiran di Kota Bogor butuh perhatian. Saya bersama Pak Dadang akan membangun wilayah yang terabaikan,” pungkasnya.(gal/c)