25 radar bogor

Serap Aspirasi dengan Ngopi

SAPA WARGA: Calon wali kota Bogor Achmad Ru’yat ngopi bersama warga Kelurahan Sempur, kemarin (20/3)

BOGOR-RADAR BOGOR,Ada hal yang unik dalam kampanye yang dilakukan pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Bogor Achmad Ru’yat-Zaenul Mutaqin.

Agenda ”ngopi” ala pasangan yang akrab disapa RZ ini menjadi suatu keharusan saat berkampanye dan menyerap aspirasi mas­yarakat. Meski familiar, namun ”ngopi” tersebut memiliki filosofis yang dalam.

Seperti yang diungkapkan Achmad Ru’yat. Menurutnya, pemimpin hadir membawa suatu perubahan dari interaksi sosial yang dilakukan dengan masyarakat. Namun hal itu membutuhkan media. Media yang dirasa sangat efektif untuk mendekatkan pemimpin dengan masyarakat adalah ngopi.

”Jadi memang kami alami bahwa interaksi yang kami lakukan dengan masyarakat di mana pun, di antaranya ada kopi hitam panas,” ujarnya kepada Radar Bogor di sela kampanyenya di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, kemarin (20/3).

Dari kopi itulah, sambung Ru’yat, terjadi dialog untuk membicarakan berbagai hal. Mulai dari terung­kapnya rumah tidak layak huni (RTLH) yang belum tertangani, pembagian beras sejahtera tidak merata, hingga pemberian bantuan sosial PKH yang tidak tepat sasaran.

”Sehingga kopi ini menginspirasi adanya perubahan di Balai Kota dalam pengambilan kebijakan, termasuk kebijakan anggaran,” tuturnya.

Selain itu, dari ngopi pula Ru’yat menyadari bahwa ketika ketua RT, RW hingga LPM yang telah bekerja keras dalam menyusun program untuk dimasukkan ke dalam rencana anggaran biaya (RAB) musrenbang kecamatan. Namun, saat ketuk palu pekerjaan malah dilakukan oleh pihak ketiga dengan cara ditenderkan. Berdasarkan pandangannya, dengan aturan kuota anggaran tertentu yang memungkinkan hal itu bisa di swadayakan.

”Sehingga misal dana satu rupiah bisa menjadi 10 rupiah karena ada partisipasi masyarakat, stakeholder hingga CSR untuk memperbaiki dan membenahi kebutuhan wilayah seperti jalan setapak maupun drainase,” katanya.

Ia bersama pasangannya, Zaenul, akan memperjuangkan hal itu agar dapat terealisasi. Sebab, akan menghasilkan padat karya karena keterlibatan pelaksanaan program oleh masyarakat mulai dari RT, RW dan LPM.

”Kalau boleh saya katakan hikmah interaksi dari ngopi-ngopi menuju Balai Kota adalah pengaruh mengambil kebijakan yang lebih objektif dan dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya.(gal/c)