25 radar bogor

Kisah Warga Bogor Meninggal Saat Ajak Anak ke Monas

BERDUKA: Keluarga saat mengiringi pemakaman Irwan.

BOGOR-RADAR BOGOR,Janji Irwan Suciardi (42) mengajak anaknya jalan-jalan ke Monumen Nasional (Monas) Jakarta usai disunat sudah terpenuhi. Namun, di Monas, warga Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, itu justru pergi untuk selama-lamanya disaksikan dua buah hatinya. Mereka adalah
Cheyzia Violin (9) dan Tieri Akordion (5).

Laporan: Rany Puspitasari

Dua hari sebelum meninggal, keluarga Irwan melangsungkan pesta syukuran sunatan putranya Tieri Akordion atau Dion di rumah mereka di Jerokuta Kaum, Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pria yang bekerja di sebuah event organizer itu memang sempat janji kepada anak bungsunya, Dion untuk jalan-jalan.

Nah, Minggu (18/3), Irwan pun menu­naikan janjinya. Namun, sepengetahuan keluar­ga, ketiganya hanya akan jalan-jalan ke Bogor Trade Mall (BTM). Sang istri pun memilih tidak ikut.

Adik Irwan, Arman Septariawan (29) mengatakan almarhum Irwan berangkat dalam kondisi sehat. “Berangkat jam 12.00. Mereka sempat makan nasi padang di dekat rumah,” ujar Arman kepada Radar Bogor selepas acara tahlilan hari kedua kemarin (20/3).

Ketiganya langsung menuju Stasiun Bogor dan membeli tiket kereta hingga Stasiun Djuanda. Selama di perjalanan, cerita Cheyzia ke keluarga, ayahnya tidak mengeluh sakit apa pun. Hanya saja, setibanya di Stasiun Djuanda, Irwan merasakan dadanya sakit.

Cheyzia lalu mengajak ayahnya untuk kembali naik kereta tujuan Bogor dan pulang. Namun, Irwan menolak. “Mungkin nanggung kali ya, sudah dekat dan sampai Monas,” kata Arman.

Jalan dari Stasiun Djuanda ke pintu masuk Monas, keadaan Irwan semakin lemah. Ia pun meminta kepada kedua anaknya untuk duduk sebentar karena sakitnya makin terasa.

Irwan kemudian meminta Cheyzia untuk meminta pertolongan ke orang-orang di sekitarnya. Sayangnya, selama Cheyzia meminta tolong, tidak ada satu pun orang yang menolong. Hingga akhirnya Irwan tergeletak di rumput pedestrian Monas. Tak lama berselang, warga pun menghampiri mereka.

Kata Arman, saat itu warga tidak ada yang berani membawa Irwan atau memberikan tindakan apa pun. Melihat kondisi Irwan yang sudah tidak berdaya, membuat warga memilih menunggu pihak kepolisian yang bertindak.

“Tidak lama, mungkin datang Polsek Gambir yang juga langsung menghubungi keluarga. Waktu itu pukul 3 sore keluarga di rumah dapat kabar,” tuturnya.

Arman dan kakak lainnya langsung berangkat menuju Polsek Gambir setelah sebelumnya menjemput Cheyzia dan Dion. Sedangkan jenazah Irwan dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Selepas magrib, mereka pun bersama-sama pulang. Cheyzia dan Dion bersama keluarga lainnya, sedangkan Arman ikut dalam mobil jenazah dari RSCM dan tiba di rumah pukul 22.00. Jenazah Irwan lalu dimakamkan keesokan harinya pukul 10.00 di TPU Dreded.

Menurut Arman, almarhum kakaknya itu memang memiliki riwayat penyakit jantung. Bahkan hari ini (21/3), Irwan dijadwalkan melakukan tindakan pemakaian ring di jantungnya.
Saat jalan-jalan itu, kata Arman, kebetulan obat jantungnya tidak terbawa. Selama memiliki riwayat penyakit jantung setahun lalu, obat tersebut tidak pernah tertinggal ke mana pun perginya. “Sudah jalannya gak kebawa, dan akhirnya meninggal. Padahal, kakak saya pasti bawa obat ke mana pun pergi,” jelasnya.

Menurut dia, kejadian ini masih membuat istri dan anak pertamanya, Keren Harpa yang duduk di bangku SMP terkejut. Sedangkan Cheyzia dan Dion belum menunjukkan trauma apa pun. Bahkan, kata dia, keduanya sangat pintar dalam memberikan informasi saat kejadian di Monas dan di Polsek Gambir.

Saat dikunjungi Radar Bogor ke rumah duka, istri dan anak pertamanya belum mau memberikan komentar. Sementara Cheyzia dan Dion bermain dengan saudaranya.
Di luar itu, Arman menambahkan, pihak keluarga meminta kepada masyarakat agar semua informasi mengenai meninggalnya almarhum kakaknya dalam bentuk apa pun untuk berhenti disebarluaskan.

“Kami sangat berterima kasih kepada semua yang membantu kemarin. Kami juga mohon agar semua bentuk informasi, utamanya foto-foto di media untuk berhenti disebarluaskan,” pintanya.

Sementara itu, meninggalnya Irwan sempat ramai di media sosial. Bahkan, foto Irwan yang tergeletak di rumput dan dikerumuni warga beredar. Tak hanya itu, pesan berantai tertulis: Ini ada bpk meninggal di monas dgn membawa 2 anak dari Bogor Mungkin ada yg kenal”.(/d)