25 radar bogor

Pastikan IDI Independen

SEMANGAT: Para pengurus baru saling berpegangan usai pelantikan pengurus IDI Kota Bogor periode 2018-2021.
SEMANGAT: Para pengurus baru saling berpegangan usai pelantikan pengurus IDI Kota Bogor periode 2018-2021.

BOGORRADAR BOGOR, Sebagai asosiasi tenaga medis, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memiliki berbagai program dan kegiatan. Salah satunya pada awal kepengurusan, yakni melakukan pelantikan pengurus. Tanpa kecuali dengan IDI Cabang Kota Bogor. Akhir pekan lalu, pengurus IDI Cabang Kota Bogor periode 2018–2021 kembali dikukuhkan.

Periode tersebut masih dinakhodai ketua lama, yakni dr Zainal Abidin, Sp.S. Tentunya, pengurus IDI Kota Bogor saat ini lebih banyak dan didominasi dokter-dokter muda.

Sebagai ketua di periode saat ini, Zainal Abidin tidak hanya melakukan berbagai program untuk peningkatan kapasitas anggota dan masyarakat, juga ingin membentuk IDI sebagai asosiasi profesi dokter yang bisa lebih independen, modern, dan berkarakter. Serta harus memiliki kemampuan berkomunikasi atau menjaga hubungan baik dengan pasien maupun lembaga lain.

“Pastinya melanjutkan program lama, baik itu yang sudah terealisasi atau belum. Terpenting di periode 2018-2021 ini, kami ingin IDI itu independen, modern, punya karakter yang benar-benar menunjukkan seorang dokter,” ungkap Zainal Abidin kepada Radar Bogor, di sela pelantikan, Sabtu (17/3).

IDI Kota Bogor itu, lanjut Zainal, harus bebas dari pengaruh apa pun, memiliki pemikiran modern serta mampu meningkatkan profesional seorang dokter dengan berbasis IT.

Hingga dokter khususnya yang tergabung di IDI cabang Bogor selalu update berbagai perkembangan, terutama terkait dengan tugas dan kewajibannya.

Tidak hanya independen dan modern, IDI Kota Bogor juga harus memiliki karakter, seperti ramah terhadap pasien, tanpa membeda-bedakan pasien, beretika, empati terhadap orang lain terutama pasien. Termasuk juga memiliki komitmen dan berperan aktif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Bogor dan bersinergi dengan lembaga lain.

“Bisa berikan kontribusi kesehatan yang langsung dirasakan masyarakat. Tetap bisa mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan anggota IDI sendiri,” tambah Zainal.

Hal senada juga diungkapkan Ketua IDI Jabar, Eka Mulyana. Kata Eka, anggota IDI itu harus bisa maju, eksis, mandiri dan indepeden.

“Tidak berbeda apa yang disampaikan ketua, dr Zainal. Dokter itu harus bisa berkomunikasi yang baik,” tambah Eka.

Baik itu berkomunikasi dengan lembaga terkait dan terpenting, bisa membangun dan menjalin komunikasi yang baik terhadap pasien serta keluarga. Eka mengharapkan dokter memiliki kemampuan komunikasi yang baik khususnya dengan pasien, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Dengan komunikasi yang baik akan tercipta hubungan yang baik pula.

“Ada beberapa kasus di Jawa Barat itu dominan terjadi karena komunikasi yang tidak baik dengan pasien. Maka, diperlukan hubungan dan komunikasi dokter dengan pasien serta keluarga,” ucap Eka. Bahkan, seorang dokter saat ini harus rendah hati, tidak arogan. Serta melakukan dan menjalankan profesinya sesuai dengan aturan yang sudah ada (SOP).

Sebagai dokter yang menangani pasien, harus selalu membuat rekam medis sekecil apa pun tindakan yang dilakukan untuk pasien, serta harus dikomunikasikan dengan keluarga.

“Semua itu dilakukan akan lebih baik untuk semuanya,” terang Eka.

Sementara itu, Plt Wali Kota Bogor Usmar Hariman juga menyampaikan bahwa seorang dokter harus dapat menegakkan dan menjalankan profesinya tanpa harus mem­vonis pasien.

“Dokter itu tidak harus men-judge pasien. Tapi harus bisa menyampaikan sesuatu tanpa membuat pasien sakit atau direndahkan,” ucap Usmar. (mer/c)