25 radar bogor

Pengalaman Wisata ala Backpacker ke Maladewa

PRIVAT: Pantai di salah satu resor di Maladewa bisa dinikmati sebagaimana milik sendiri. Rekreasi ke resor tersebut benar-benar membuat wisatawan seperti artis yang menikmati fasilitas-fasilitas resor supermewah.
PRIVAT: Pantai di salah satu resor di Maladewa bisa dinikmati sebagaimana milik sendiri. Rekreasi ke resor tersebut benar-benar membuat wisatawan seperti artis yang menikmati fasilitas-fasilitas resor supermewah. (FOTO-FOTO: HASYIM MUHAMMAD FOR JAWA POS)

SAAT ini masih jarang orang yang berwisata ala backpacker ke Maladewa. Dengan semakin banyaknya informasi tentang Maladewa, banyak pengunjung Indonesia yang semakin berpeluang ke sana. Ada satu hal yang membuat Maladewa nyaman jadi tujuan wisata ’’ramah kantong’’.

Kita, sebagai orang Indonesia, tidak perlu mengurus visa untuk ke sana. Jadi, tinggal rajin hunting tiket maskapai sesuai dengan bujet. Karena belum ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Male (ibu kota Maladewa), pe­ngunjung dari Indonesia harus cari jalur melalui Singapura atau Kuala Lumpur.

Saya dan istri mengunjungi Maladewa akhir Januari lalu melalui jalur Surabaya–Kuala Lumpur–Male. Mata uang yang berlaku di Maladewa adalah MVR (Maldives rufiyaa) dan USD (dolar Amerika). Rufiyaa digunakan penduduk lokal, sedangkan dolar untuk transaksi yang melibatkan turis. Misalnya, di bandara atau tempat wisata. Intinya, orang Maladewa menerima mata uang dolar untuk mem­permudah para wisatawan.

Maladewa itu negara kepulauan dengan pulau yang kecil-kecil. Superkecil malahan. Tak heran, di benak kebanyakan orang, liburan ke Maladewa itu cuma pantai dan laut. Padahal, asyik juga kalau pengunjung menjelajahi Kota Male. Wisata Kota Male tersebut membuat kami memahami sejarah Maladewa. Pun menjadi tujuan wisata yang hemat. Apalagi buat penyuka jalan kaki.

Untuk menikmati wisata kota, pengunjung bisa tinggal di hotel di Kota Male atau Hulhumale.

Male dan Hul­humale adalah kota ter­dekat dari Bandara Velana yang terletak di pulau tersendiri. Dari bandara ke Hulhumale, ada jalan yang menghu­bungkannya. Selanjutnya, dari Bandara Velana ke Kota Male, jembatan penghubung­nya masih dalam pembangu­nan.

Menurut warga, jembatan itu berfungsi tahun ini.

Saya dan istri sempat menginap di Hulhumale dan melanjutkan menginap di Pulau Maafushi. Pulau tersebut merupakan destinasi wisata yang termasuk paling terkenal. Apalagi, jaraknya tidak terlalu jauh dari Male. Di Maafushi tersedia banyak hotel pilihan. Harganya tidak semahal resor di private island, namun sangat layak untuk disinggahi. Tentu saja kita belum ke Maladewa jika belum menikmati kein­dahan laut dan pantainya.

Meski tidak menginap di resor dengan harga selangit, kami tetap mengunjungi salah satu resor. Dengan tamasya itu, kita bisa berkunjung dan menikmati fasilitasnya seharian. Kalaupun bayar, tur demikian masih lebih ramah di kantong daripada menginap di sana.

Rekreasi ke resor tersebut benar-benar membuat kami seperti para artis yang me­nikmati fasilitas-fasilitas resor supermewah. Plus keindahan alam yang luar biasa. Yang mengejutkan kami adalah ketika ada acara shark feeding alias memberi makan ikan hiu di laut lepas. Hiunya kecil sih, tapi bukan di kolam, jadi sangat menarik.

Selain ke resor, kami jalan-jalan seharian menikmati laut. Meliputi snorkeling, sandbank, sampai lihat lumba-lumba. Untuk snorkeling, kami dibawa pakai speed boat ke banyak spot yang sangat indah. Selanjutnya, sandbank adalah berkunjung ke sebuah ’’pulau pasir’’ ukuran mini yang tak berpenghuni. Apalagi, ada kesempatan menikmati makan siang di tengah sandbank.

Jadi, sudah kami pastikan ya… Wisata ke Maladewa tanpa harus menunggu uang segu­nung dulu.(*)